Mohon tunggu...
Adi Assegaf
Adi Assegaf Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Menulis Untuk Berbagi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Terima Kasih Mas Kurir

2 April 2020   21:00 Diperbarui: 2 April 2020   21:33 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi-pagi sekitar pukul 09.00 wib tiba-tiba bunyi suara orang mengetuk pintu dan mengucapkan salam. Saya berfikir teman mau silaturahmi ke rumah di saat sosial distance seperti ini.

Bergegas saya menjawab salam dan membuka pintu rumah ternyata seorang kurir dari salah satu jasa pengiriman dia menanyakan ke saya.

"Apa betul ini rumah ibu miftah?"

Saya jawab "Iya betul mas."

"Ini pak paketnya untuk ibu miftah. Saya taruh dulu biar terkena sinar matahari dulu ya pak dan silahkan bapak tandatangan disini pak."

Setelah saya tandatangan dia mengucapkan terima kasih dan bergegas pergi untuk mengantar kembali kiriman paket milik orang lain yang dia taruh di tas besar kanan dan kirinya.

Kemudian saya mengambil paket yang telah ditaruh ditempat yang panas agar terkena sinar matahari. Semua dilakukan mas kurir untuk berjaga-jaga supaya tidak kontak lansung dan barang tersebut juga sudah terkena sinar matahari harapannya virusnya mati.

Ya dia adalah mas-mas kurir atau jasa pengiriman barang langsung yang menurut saya juga pantas untuk diapresiasi disaat-saat seperti ini.

Seperti yang kita tahu, badai wabah virus corona ini telah memaksa kita untuk bekerja dirumah atau tetap berada dirumah, dimana kita juga butuh untuk keluar berbelanja atau sekedar hangout biar tidak bosen.

Tapi kita tidak bisa melakukan hal tersebut. Disaat seperti ini kita memang harus waspada karena covid-19 ini punya masa inkubasi. Jadi kita tidak tahu kalo kita makan diwarung apakah pemilik warung tersebut sehat atau tidak.

Nah, maka jalan satu-satunya selain kita membeli kita harus memasak sendiri masakan yang akan kita makan. Belanja online menjadi pilihan beberapa orang dan tentunya jasa pengiriman melalui kurir.

Agyl, salah satu kurir yang penulis kenal pernah bercerita suka dukanya menjadi kurir. Salah satu dukanya adalah disaat musim penghujan serta disaat kondisi sakit.

"kalo musim penghujan kami agak susah mas, sebab kami ini memakai sepeda motor. Barang kami taruh di tas besar kanan kiri. Kalo semua kehujanan ya kami akan dikomplain sama pelanggan atau penerimanya." ujarnya.

Agyl juga mengatakan paling tidak enak kalo sakit. "Jadi kalo kami sakit ya barang yang harusnya bisa tepat waktu kadang bisa molor. Karena kami ini sudah ada area masing-masing mas. Jadi kalo sakit itu tidak ada yang mengantar. Makanya do'akan kami sehat terus mas biar kiriman juga datang tepat waktu." ungkapnya.

Terima kasih mas kurir yang telah mengirimkan barang yang telah kami beli dengan selamat dan kondisi yang baik. Semoga para kurir selalu diberi kesehatan dan keselamatan agar bisa menunaikan kewajibannya dengan amanah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun