Mohon tunggu...
Adi Assegaf
Adi Assegaf Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Menulis Untuk Berbagi

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Meja Kelima Posyandu untuk Perubahan Perilaku Masyarakat

10 April 2018   10:54 Diperbarui: 10 April 2018   11:04 2384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap bulan kita pasti melihat pemandangan anak-anak dan ibu-ibu hamil berduyun ke Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). Posyandu merupakan satuan terkecil bidang kesehatan, yang membantu masyarakat ditingkat RW, agar kesehatan masyarakat dari mulai balita, ibu hamil dan lanjut usia dapat memeriksakan kesehatannya.

Peranan posyandu ternyata sangat penting bagi masyarakat, meskipun umumnya posyandu masih belum memaksimalkan peran 5 meja yang seharusnya dilakukan oleh dinas kesehatan dalam hal ini biasanya oleh bidan dan dibantu para kader posyandu.

Umumnya beberapa posyandu hanya melakukan pelayanan pendaftaran, kemudian penimbangan, pengukuran tinggi badan, imunisasi dan pencacatan di buku KIA serta PMT yang berupa bubur kacang hijau atau roti yang harganya 1000 rupiah.

dokpri
dokpri
Meja kelima masih belum efektif secara maksimal, dimana meja kelima adalah pelayanan konseling,  masyarakat perlu diberi pengetahuan tentang makanan yang bergizi dan murah serta mudah didapat. Kemudian pemeriksaan deteksi dini tumbuh kembang anak dan penyakit pada balita, sehingga mereka makan makanan yang bergizi seimbang dan melakukan perilaku hidup bersih dan sehat.

Kenapa meja kelima atau meja yang melayani pelayanan dan konseling perlu di maksimalkan? Karena bila ibu-ibu yang hadir di Posyandu diberikan cara membuat PMT sesuai usia anak, atau diajari tentang PMBA untuk anak dari usia 6-24 bulan, mereka akan senang dan tentunya kegiatan posyandu tidak monoton, selain itu juga tentunya sebagai perubahan perilaku mereka, ketika mereka diajari langsung dengan praktek mereka akan mudah mengingat.

Seperti kita ketahui bersama bahwa peran 5 meja tersebut adalah meja pertama merupakan meja pendaftaran yang dilakukan oleh kader posyandu, meja kedua merupakan meja penimbangan dan pemantauan tumbuh kembang anak, biasanya selain penimbangan berat badan anak, juga tinggi badan anak dan lingkar kepala anak dan dilakukan oleh kader Posyandu.

dokpri
dokpri
Meja ketiga adalah pengisian dan pencatatan KMS atau buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) yang dilakukan oleh kader. Meja keempat adalah bagian penyuluhan KIA termasuk tumbuh kembang balita menggunakan buku KIA, penyuluhan gizi termasuk pemberian kapsul vitamin A, tablet tambah darah dan Pemberian Makanan Tambahan (PMT).

Sedangkan meja kelima merupakan pelayanan dan konseling, kesehatan dan gizi, imunisasi, KIA KB termasuk stimulasi, deteksi dini tumbuh kembang balita, termasuk penanggulangan gizi kurang dan buruk serta penyakit pada balita lainnya, semua itu dilakukan oleh petugas kesehatan.

dokpri
dokpri
Bila kelima meja tersebut dilakukan secara istiqomah oleh petugas kesehatan dan para kader Posyandu, mungkin semua anak bisa terdeteksi dini sehingga untuk kasus stunting, gizi kurang, gizi buruk dan obesitas pada anak dapat segera tertanggulangi.

Memang kita tidak bisa memastikan bahwa semua orang baik ibu hamil maupun yang mempunyai anak balita datang ke posyandu semua. Sebab biasanya masih ada masyarakat yang enggan atau bahkan malu untuk datang ke posyandu.

Namun, hal tersebut tidaklah menjadi halangan untuk tidak menerapkan 5 meja tersebut, biasanya kader posyandu dan bidan akan melakukan kunjungan rumah.

Apabila diterapkan lima meja dan dilakukan semuanya, maka butuh adanya kegiatan peningkatan kapasitas para kader posyandu tentang kesehatan, agar kader posyandu ini diberi pemahaman tentang pentingnya 1000 hari pertama kehidupan yang dimulai dari pemberian asupan makanan bergizi pada saat ibu hamil, pemberian TTD, IMD, ASI Ekslusif, PMBA, PHBS yang meliputi CTPS, BAB di jamban dan tahu tentang deteksi dini tumbuh kembang anak sehingga kader posyandu yang sudah dilatih tersebut bisa menjadi agen of change di wilayahnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun