Setiap bulan kita pasti melihat pemandangan anak-anak dan ibu-ibu hamil berduyun ke Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). Posyandu merupakan satuan terkecil bidang kesehatan, yang membantu masyarakat ditingkat RW, agar kesehatan masyarakat dari mulai balita, ibu hamil dan lanjut usia dapat memeriksakan kesehatannya.
Peranan posyandu ternyata sangat penting bagi masyarakat, meskipun umumnya posyandu masih belum memaksimalkan peran 5 meja yang seharusnya dilakukan oleh dinas kesehatan dalam hal ini biasanya oleh bidan dan dibantu para kader posyandu.
Umumnya beberapa posyandu hanya melakukan pelayanan pendaftaran, kemudian penimbangan, pengukuran tinggi badan, imunisasi dan pencacatan di buku KIA serta PMT yang berupa bubur kacang hijau atau roti yang harganya 1000 rupiah.
Kenapa meja kelima atau meja yang melayani pelayanan dan konseling perlu di maksimalkan? Karena bila ibu-ibu yang hadir di Posyandu diberikan cara membuat PMT sesuai usia anak, atau diajari tentang PMBA untuk anak dari usia 6-24 bulan, mereka akan senang dan tentunya kegiatan posyandu tidak monoton, selain itu juga tentunya sebagai perubahan perilaku mereka, ketika mereka diajari langsung dengan praktek mereka akan mudah mengingat.
Seperti kita ketahui bersama bahwa peran 5 meja tersebut adalah meja pertama merupakan meja pendaftaran yang dilakukan oleh kader posyandu, meja kedua merupakan meja penimbangan dan pemantauan tumbuh kembang anak, biasanya selain penimbangan berat badan anak, juga tinggi badan anak dan lingkar kepala anak dan dilakukan oleh kader Posyandu.
Sedangkan meja kelima merupakan pelayanan dan konseling, kesehatan dan gizi, imunisasi, KIA KB termasuk stimulasi, deteksi dini tumbuh kembang balita, termasuk penanggulangan gizi kurang dan buruk serta penyakit pada balita lainnya, semua itu dilakukan oleh petugas kesehatan.
Memang kita tidak bisa memastikan bahwa semua orang baik ibu hamil maupun yang mempunyai anak balita datang ke posyandu semua. Sebab biasanya masih ada masyarakat yang enggan atau bahkan malu untuk datang ke posyandu.
Namun, hal tersebut tidaklah menjadi halangan untuk tidak menerapkan 5 meja tersebut, biasanya kader posyandu dan bidan akan melakukan kunjungan rumah.
Apabila diterapkan lima meja dan dilakukan semuanya, maka butuh adanya kegiatan peningkatan kapasitas para kader posyandu tentang kesehatan, agar kader posyandu ini diberi pemahaman tentang pentingnya 1000 hari pertama kehidupan yang dimulai dari pemberian asupan makanan bergizi pada saat ibu hamil, pemberian TTD, IMD, ASI Ekslusif, PMBA, PHBS yang meliputi CTPS, BAB di jamban dan tahu tentang deteksi dini tumbuh kembang anak sehingga kader posyandu yang sudah dilatih tersebut bisa menjadi agen of change di wilayahnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H