menulis biasanya saat acara sangat bersemangat untuk menjadi penulis. Setelah diberi tips menulis, mereka rata-rata semangat.Â
Peserta pelatihanApalagi yang diajar adalah para aparatur sipil negara, guru, mahasiswa, dan dosen. Saat diberikan sesi praktik, mereka juga antusias.
Saya kerap menghadapi hal yang demikian kala diminta menjadi instruktur menulis. Biasanya soal menulis berita dan artikel opini. Saat dievaluasi, rata-rata tugas juga bagus-bagus.
Akhir tahun lalu saya kebanjiran pekerjaan menjadi pemateri penulisan di kantor-kantor pemerintah di Provinsi Lampung. Saya senang karena geliat menulis juga merasuk ke amtenar alias abdi negara kita.
Beberapa kantor itu antara lain Badan Pusat Statistik, Dinas Sosial, Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup, Biro Administrasi Pemerintah, dan menyusul beberapa organisasi perangkat daerah (OPD) lainnya.
Saya senang karena geliat ini disambut baik. Namun, ada satu evaluasi penting. Menumbuhkan kultur menulis itu ternyata tidak gampang.
Mungkin saat pelatihan bersemangat menulis. Barangkali karena ramai peserta, masing-masing berlomba menghasilkan tulisan yang baik.
Namun, usai pelatihan dan berada di rumah atau kantor, kegiatan menulisnya terhenti. Menulis hanya sekali itulah.
Nah, supaya kita bisa istikamah dalam menulis, ini ada beberapa tips sehingga kita punya daily activity atau aktivitas keseharian untuk menunjang menulis. Apa saja itu?
Pertama, menulis catatan harian
Ada baiknya bagi seorang pemula untuk menulis catatan harian. Mediumnya bisa di buku atau di media sosial.Â