Mohon tunggu...
Adian Saputra
Adian Saputra Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Menyukai tema jurnalisme, bahasa, sosial-budaya, sepak bola, dan lainnya. Saban hari mengurus wartalampung.id. Pembicara dan dosen jurnalisme di Prodi Pendidikan Bahasa Prancis FKIP Unila. Menulis enggak mesti jadi jurnalis. Itu keunggulan komparatif di bidang kerja yang kamu tekuni sekarang."

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Prabowo Subianto: Habis Gemoy Terbitlah Sad Boy Khatimahnya di Angry Boy

10 Januari 2024   13:58 Diperbarui: 10 Januari 2024   20:53 599
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Toh itu hanya luapan kesenangan dan kebahagiaan saja. Pas sekali untuk menggambarkan pilpres dilakukan dengan riang gembira.

Personifikasi gemoy Prabowo kemudian agak berubah kala mimik memelasnya mendominasi laman media sosial usai debat ketiga capres. Sontak, sebutan sad boy jadi marak di laman media sosial. 

Kesan ini dari sisi kampanye politik lumayan bagus. Syaratnya, bisa dimaksimalkan si empunya hajat dan tim suksesnya. 

Dengan kesan bahwa sedang dizalimi, Prabowo pas sekali dengan air muka sedih itu. Semua pendukungnya merasa jagoan mereka tak layak diperlakukan demikian kala debat.

Semua pendukung nyaris sama berpendapat, bosnya itu bisa saja melakukan serangan balik. Namun, dengan alasan kenegarawanan dan kematangan sebagai pemimpin, Prabowo bergeming. Oh iya, bergeming ini dalam kamus besar bahasa kita maknanya diam saja, ya.

Sehari-dua harian sad boy ini direspons baik di media sosial. Meski ada yang bertanya kenapa dari gemoy kemudian ke sad boy, dalam konteks politik ini masih positif.

Sama kayak Susilo Bambang Yudhoyono menempatkan diri sebagai orang terzalimi usai dipecat Presiden Megawati. Kala itu bintangnya memang bersinar dan menang dalam Pilpres 2004 dan 2009. Yudhoyono lebih tenang, pintar, matang, dan pandai memanfaatkan dukungan publik dan media massa.

Alih-alih mempertahankan sad boy dalam durasi lama, Prabowo kembali ke kesan awal dahulu-dahulu, yakni emosional. Dalam satu kesempatan dengan ribuan pendukung, ia malah melontarkan kata g*bl*ok. Kata anak zaman sekarang, Prabowo kembali ke "setelan pabrik".

Ini sama seperti pilpres 2019 kala ia beberapa kali terlihat emosional. Termasuk memukul podium kala berbicara. Publik tentu saja tertohok melihat capres demikian.

Mengutip Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam sebuah kesempatan, mereka yang emosional pasti tidak bisa mengambil keputusan dengan baik. Maka itu, kematangan pemimpin, salah satunya tercermin dari perilaku, emosi, dan ketenangan jiwanya. 

Kalau dibilang latar belakang tentara, Yudhoyono yang tentara pun tak demikian. Bahkan, ia jenderal cerdas dan 10 tahun jadi presiden Indonesia dengan suasana yang aman dan damai meski sarat kena kritik juga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun