Mohon tunggu...
Adian Saputra
Adian Saputra Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Menyukai tema jurnalisme, bahasa, sosial-budaya, sepak bola, dan lainnya. Saban hari mengurus wartalampung.id. Pembicara dan dosen jurnalisme di Prodi Pendidikan Bahasa Prancis FKIP Unila. Menulis enggak mesti jadi jurnalis. Itu keunggulan komparatif di bidang kerja yang kamu tekuni sekarang."

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

PAN....PAN....PAN.... Terkenal karena Imbuhan "An"

1 Agustus 2023   07:26 Diperbarui: 1 Agustus 2023   10:43 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau ada partai yang dalam dua bulan terakhir bakal menang lantaran jingle-nya yang keren, PAN adalah pemenangnya. Bait "PAN PAN PAN" itu terkenal sekali. 

Karena mudah diucapkan, enak didengar telinga, lagu itu jadi masif. Anak-anak juga suka.

Di lingkungan saya tinggal, kalau anak-anak kumpul, mereka acap mengumandangkan bait lagu itu. Hebat sekali PAN ya. Punya lagu yang liriknya simpel, mudah diucap, dan kena di pendengaran sampai merasuk ke pikiran.

Ini sama persis ketika dulu awal-awal Partai Perindo bikin mars yang ujungnya "oleh Perindo, jayalah Indonesia" juga demikian. Anak-anak suka mendengarnya. Bahkan, jadi lagu yang lebih mereka hafal ketimbang "Garuda Pancasila".

Orang bikin lagu memang simpel tujuannya. Lagunya jadi akrab di telinga pendengar kemudian dinyanyikan di mana-mana. Ya mungkin nada dan liriknya boleh jadi mengambil lagu yang sudah ada.

Ini mirip dengan lagu pendangdut Tuty Wibowo sebelas tahun lalu yakni "No Comment". Lagu itu baru-baru ini saja viral. 

Musababnya, pernah dinyanyikan sekelompok mahasiswa pada kesempatan wisuda. Ada bait yang diubah dengan "di-PHP-in dosenmu". Lagu itu dari situ kemudian viral.

Makin viral kala lagu itu juga masuk ke lapangan sepak bola. Lihat saja Reels dan video-video pendek di Tiktok. Lagu itu acap dijadikan latar pertandingan sepak bola. Padahal mungkin aslinya di stadion tidak seperti itu.

Balik ke lagu "PAN PAN PAN". Dimulai dengan suara terompet yang sudah akrab dengan sebuah lirik, PAN pintar ambil segmen lagu ini. 

Jika merujuk pada akun Youtube PAN TV, lagu dengan judul asli "PAN PAN PAN Terdepan Bantu Rakyat", sudah ditonton 600 ribuan kali.

PAN PAN PAN hidup semakin mapan

PAN PAN PAN bareng Zulkifli Hasan

PAN PAN PAN selalu terdepan

PAN PAN PAN pasti ada harapan

PAN PAN PAN hidup semakin mapan

PAN PAN PAN bareng Zulkifli Hasan

Lagu ini kemudian banyak yang membuat parodinya. Artinya dipelesetkan. Ya kalau itu sih hak masing-masing orang. Kreasi orang memang tak bisa dilarang.

Satu hal barangkali yang bikin lagu ini viral karena memang liriknya pendek-pendek. Cocok buat alat sosialisasi dan kampanye. 

Saya hakulyakin, jika tiba masa kampanye, lagu ini bakal makin viral. Makin banyak orang yang dengan entengnya melantunkan lagu ini. Entah sadar atau tidak masuk pula ke benak terdalam kalau PAN itu partai terkenal.

Tentu tujuan politisnya adalah mengangkat nama partai supaya makin dikenal dan makin dicoblos pemilih. Syukur-syukur ketua umumnya Zulkifli Hasan yang asli Lampung itu jadi capres atau minimal jadi cawapres.

Bagi saya yang sering membuat narasi dengan rima yang sama, lagu ini memang keren. Ia mampu mengintervensi alam bawah sadar kita. Musababnya, rima lagu "PAN PAN PAN" ini ujungnya berakhiran "an".

Kita di Indonesia akrab dengan kata berimbuhan "an". Hampir semua kata benda, kata sifat, dan lainnya bisa diakhiri dengan imbuhan "an" ini. 

Sehat jadi kesehatan, bersih jadi kebersihan, didik jadi pendidikan atau berpendidikan, ganteng bisa kegantengan, sukses bisa kesuksesan, dan lainnya. Imbuhan "ber" "an" memang lazim di ranah kebahasaan kita. 

Maka itu, kalau kita bisa kalimat mau mudah berima di ujungnya, pakailah diksi akhirannya "an". Itu akan lebih gampang ketimbang akhiran lain. Coba saja kalau tak percaya.

Inilah sebab sederhana mengapa kemudian lagu ini viral dan dinyanyikan di mana-mana. Konteks lagunya bukan lagi pada ranah politik, melainkan sudah ke dalam keseharian. 

Orang ngobrol di teras masjid juga enteng saja berdendang "PAN PAN PAN" ini padahal itu masjid yang secara aturan memang tak boleh dijadikan wahana politik praktis. 

Namun, karena sudah mengakar, ya mau bagaimana lagi. Lagunya sudah kadung terkenal dan mereka yang mungkin bukan pemilih PAN pun ya enteng saja menyanyikannya. Kadang malah tak sadar ikutan melantunkan. 

Saya misalnya. Sedang santai ya enteng saja "PAN PAN PAN", hehehe. Mungkin Anda juga begitu.

Jingle ini memang simpel. Mudah dipahami. Tidak perlu bikin kening berkerut dengan pesan yang sok idealis dalam konteks zaman sekarang. 

Mungkin buat partai lain, bisa tiru cara PAN ini bikin jingle yang enak dan simpel. Soal kemudian banyak yang membuat parodi, justru itu letak kemenangan lagu ini. 

Artinya, lagu "PAN PAN PAN" ini menginspirasi orang banyak untuk bikin yang serupa tapi tak sama.

Itu saja ide di kepala saya pagi ini. Yuk nyanyi, "PAN PAN PAN kamu nulisnya kapan.... " []

Foto pinjam di sini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun