Ketiga, alokasikan untuk sedekah dan zakat
Sejak awal Ramadan, saya sudah mengalokasikan untuk kebutuhan pokok ibadah Ramadan ini. Misalnya untuk zakat fitrah, sedekah ke masjid, alokasi beli takjil yang dijatah per keluarga untuk ke masjid, bantuan untuk duafa sekitar masjid, dan lainnya.
Begitu awal Ramadan, semua pos ini sudah kami penuhi. Padahal pos lain semisal keseharian puasa belum juga direken.Â
Namun, mendahulukan sisi ibadah ini bagi kami penting juga. Kami ingin belajar mendahulukan apa yang disukai dan diridai Allah swt ketimbang kebutuhan sendiri dan keluarga.
Mengalokasikan ini sejak awal Ramadan memang terasa ringan. Sebab, begitu mendekati hari-hari akhir Ramadan, semua "kewajiban" untuk berderma tadi sudah kelar di awal.
Tentu sebagai muslim kita meyakini, duit yang kita sedekahkan, infakkan, atau zakatkan itu tidak akan hilang. Ia akan mengisi neraca amalan kita untuk hari nanti.
Keempat, jangan besar pasak daripada tiang
Pepatah ini benar dan terbukti sampai dengan sekarang. Intinya adalah jangan punya pos pengeluaran lebih besar ketimbang pemasukan.Â
Jika seimbang ya bagus. Akan lebih baik jika ada pos tabungan.Â
Sekecil apa pun tabungan itu lebih baik ketimbang tidak ada sama sekali. Khususnya ini Ramadan di mana kebutuhan keluarga acap meningkat.
Jika suami-istri sama-sama bekerja perlu pengalokasian yang pas pemasukan keduanya. Saat Ramadan ini, berupaya untuk tetap menjaga kas menjadi sehat seperti bulan sebelumnya.Â