Mida bukannya tak butuh duit. Sebagai anak rantau di Jakarta, ia pasti membutuhkan uang.
Cuan ia dapat dari bekerja memanfaatkan platform media sosialnya dengan mempromosikan produk. Kebanyakan untuk dunia muslimah. Misalnya hijab dan segala pernak-perniknya.
Mida senang hobinya di dunia fashion ini membuatnya mendapatkan banyak keuntungan. Bagi diri sendiri, ia merasa makin terasah bergaya di depan kamera.Â
Ia makin terampil dan lentur ketika blitz kamera mengarah kepadanya dan menembakkan sinarnya.
Mida juga beruntung karena bisa istikamah bekerja secara paruh waktu dengan jilbab yang ia kenakan. Mida komitmen dengan syariat itu.Â
Meski mungkin dunia fashion lekat dengan glamor, Mida masih bisa menjaga dirinya dengan baik. Meski ia mengikuti mode hijab dari waktu ke waktu, seluruh bagian yang mesti tertutup, masih ia jaga dengan baik.
Mida pasti paham benar soal aturan agama itu. Bersekolah di MAN dan kini di Institut Ilmu Quran membuatnya memahami aturan beragama dengan baik.
Mida juga ingin hobinya di dunia fashion ini membawa keberkahan. Dengan mengikhlaskan unggahan di media sosial, ia bisa bantu sesama.Â
Meski tak bisa kasih uang secara langsung, dengan promosinya di media sosial, Mida bisa bantu lebih banyak orang.
Apalagi dalam konteks Ramadan ini. Waktu Mida demikian produktif.Â
Selain menjalankan kewajiban sebagai mahasiswa, Mida juga masih harus menjalani sesi pemotretan untuk produk yang ia promosikan. Mida juga terus mengasah kemampuan dalam fashion ini.