Mohon tunggu...
Adian Saputra
Adian Saputra Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Menyukai tema jurnalisme, bahasa, sosial-budaya, sepak bola, dan lainnya. Saban hari mengurus wartalampung.id. Pembicara dan dosen jurnalisme di Prodi Pendidikan Bahasa Prancis FKIP Unila. Menulis enggak mesti jadi jurnalis. Itu keunggulan komparatif di bidang kerja yang kamu tekuni sekarang."

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Apa Kaitan Viralnya Ida Dayak dan IKN Nusantara?

7 April 2023   10:57 Diperbarui: 7 April 2023   11:04 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ida Dayak. Sumber foto Facebook Ida Andriyani

Seorang teman tiba-tiba kirim pesan WhatsApp ke saya. Dia bilang, kehadiran Ida Dayak yang viral ini ada kaitan dengan kampanye pemerintah soal ibu kota negara atau IKN bernama Nusantara di Kalimantan.

Saya menanggapi dengan santai saja. Pendapat teman ini bagus juga jika dielaborasi. Meski demikian, mungkin momentum saja yang pas bertemu. 

Di satu sisi pemerintah memang sedang menyelesaikan IKN, bahkan Presiden Jokowi sudah mematok 17 Agustus 2024 peresmian IKN. Di sisi lain ada Ida Dayak yang kebetulan juga orang Kalimantan.

Saya juga baru sebulanan ini melihat tayangan soal pengobatan, khususnya tulang, dari Ida Dayak. Beberapa kali masuk Instagram, lewat saja cerita soal Ida Dayak di lini masa.

Kalau pembahasan mau serius, tentu pertanyaan akan menjurus spesifik. Apakah kemunculan Ida Dayak ini ada kaitan dengan kampanye IKN Nusantara? 

Dalam arti, adanya Ida Dayak juga menjadi pengingat publik bahwa sebentar lagi ibu kota negara kita ada di Kalimantan Timur, tidak lagi di Jakarta.

Saya melihatnya sebagai kekuatan persepsi. Begini maksud saya. 

Soal Ida Dayak bisa menyembuhkan penyakit dan itu disambut rakyat, sudah pasti faktual. Tidak mungkin orang berduyun-duyun datang jika persepsi bahwa Ida Dayak mampu menyembuhkan orang sakit tidak faktual. Meski demikian, sebagaimana pengobatan alternatif, tentu ada plus-minusnya.

Persepsi orang kini menguat untuk Ida Dayak. Konteksnya dalam menyembuhkan penyakit. 

Orang datang ke Ida Dayak setelah sudah kemana-mana berobat tapi tak kunjung sembuh. Atau bisa juga, sakit tapi tak mampu berobat medis karena ketiadaan biaya.

Di noktah ini, Ida Dayak akhirnya mendapatkan persepsi yang positif dari publik. Orang dengan senang hati mengunggah saat Ida Dayak mengobati pasien. 

Pasien dengan posisi tulang yang bergeser kemudian normal plus ada suara "kretek"-nya pasti mendatangkan sensasi.

Kalau itu sudah diunggah dan ditonton banyak orang, persepsi orang makin kuat untuk Ida Dayak. Ida Dayak dianggap punya kemampuan menyembuhkan penyakit berbasis minyak urutnya itu.

Yang khas dari Ida Dayak dan ini barangkali penguatan jenamanya adalah pakaian yang ia kenakan. Saya sungguh senang melihat orang Dayak dengan bangga mengenakan pakaian khas daerahnya. 

Plus ditambah pernak pernik lainnya. Saya sungguh senang dan makin bangga dengan keanekaragaman budaya Indonesia.

Ida Dayak menciptakan dirinya dengan sketsa natural khas Dayak dalam setiap penampilan. Di mata publik, dengan pakaian semacam itu menjadi penegasan kalau atribut yang ia kenakan berpengaruh besar terhadap keyakinan publik.

Yang menarik tentu saja munculnya Ida Dayak ini seolah menjadi penguat kampanye IKN di Kalimatan. Kenapa ini diangkat?

Sebab, tidak semua elemen masyarakat sesungguhnya menyetujui adanya pemindahan pusat ibu kota ke tempat yang baru. Bacalah beberapa liputan media massa, termasuk di majalah Tempo beberapa bulan lalu soal IKN ini.

Pihak yang kontra menilai belum tepat ikhtiar pemindahan ini. Apalagi Indonesia dan negara lain baru usai pandemi. Pendek kata, duit yang ditanam di proyek IKN akan lebih baik untuk pos lain. Simpulannya, proyek IKN itu mesti disetop.

Namun, pemerintahan Jokowi jalan terus. Bahkan, tanggal peresmian sudah ditentukan. 

Tanggal 17 Agustus 2024 kita akan punya ibu kota baru di Kalimantan Timur dengan nama Nusantara. Persis pada tanggal itu, Jakarta akan menjadi bekas ibu kota negara. Jakarta akan sama seperti Yogyakarta sebagai bekas ibu kota negara kita.

Munculnya Ida Dayak tentu menjadi "berkah" bagi pihak-pihak yang pro untuk pemindahan pusat pemerintahan ke pulau Borneo itu. Adanya Ida Dayak seolah menjadi penguatan persepsi publik bahwa tahun depan Kalimantan akan sering disebut. Kalimantan akan menjadi pulau pusat pemerintahan.

Tentu memberikan kesimpulan rigid bahwa Ida Dayak muncul sebagai sesuatu yang sengaja didesain membutuhkan riset lanjutan. Saya tidak dalam kapasitas itu.

Sebagai narablog, saya hanya menghubungkan persepsi kekuatan Ida Dayak dalam menyembuhkan penyakit dengan pembangunan IKN yang masih dikebut sampai dengan sekarang. Mungkin hanya sama dari sisi kemunculan waktunya.

Soal apakah keduanya ada kaitan erat dan didesain khusus, ilmu saya belum sampai ke sana menganalisisnya. Saya masih menikmati tontonan di media sosial soal kemampuan Ida Dayak menyembuhkan pasien.

Semoga banyak yang bisa dibantu oleh Ida Dayak. Salam takzim kami untuk Ibu Ida Dayak yang menjadi spirit kesembuhan penyakit bagi banyak orang. Selamat berpuasa. [Adian Saputra]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun