Namun, khusus saya, biasanya keliling ke rumah-rumah. Saya upayakan mengetuk dan menggedor pintu rumah.Â
Kalau rumah tak berpagar, enak membangunkannya. Sebab, pintu rumah bisa diketuk.Â
Kalau belum ada jawaban dari dalam, kami belum beranjak. Istilah kami, pantang pergi sebelum pemilik rumah bangun.
Kadang, supaya lucu saya mengajukan pertanyaan layaknya jurnalis.
"Bangun, bangun, Mas, Mbak, sahuurrr." Sembari teriak itu saya gedor pintu rumah.Â
Saya akan pergi jika ada suara dari dalam.
Kadang yang di dalam juga menanggapi sehingga malah jadi bahan tertawaan.
"Bangun, Mas. Woiii bangun woi, sahuurrr."
"Ya ini udah bangun. Kenceng banget banguninnya."
"Masak apa, Mas, enak kayaknya, wangi bener bau semur ayamnya."
"Iya nih, mau ya. Nantilah kami kirim ke pos ronda. Sama nasi enggak."