Mohon tunggu...
Adian Saputra
Adian Saputra Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Menyukai tema jurnalisme, bahasa, sosial-budaya, sepak bola, dan lainnya. Saban hari mengurus wartalampung.id. Pembicara dan dosen jurnalisme di Prodi Pendidikan Bahasa Prancis FKIP Unila. Menulis enggak mesti jadi jurnalis. Itu keunggulan komparatif di bidang kerja yang kamu tekuni sekarang."

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Pilihan

Ronda dan Gedor Rumah Warga, Tanggung Jawab Sekaligus Hiburan Ramadan

7 April 2023   08:02 Diperbarui: 7 April 2023   08:20 1218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ronda malam Ramadan. Dokumentasi pribadi

Sudah empat tahun terakhir ronda malam digiatkan di kompleks perumahan kami tinggal. Awalnya saya kebagian malam Jumat. Namun, setahun belakangan diubah ke malam Kamis. Ada sekitar enam sampai tujuh orang yang berjaga tiap malam.

Di antara grup lain, grup kami terbilang paling kompak. Supaya tiap jaga itu ada aktivitas, kami sepakat selalu makan malam. Ada salah seorang di antara kami yang jago masak.

Kami bantingan saban kebagian jaga. Menunya macam-macam. Dari yang lazim sampai tak lazim. 

Dari ayam goreng, ayam bakar, ikan bakar, ikan goreng, bebek basor rica-rica, mentok rica-rica, sampai dengan daging biawak. Mantap, bukan?

Biasanya kami berjaga sampai dini hari. Sebagian karena datang larut, berjaga sampai subuh. Intinya semua memberikan kontribusi supaya lingkungan aman tenteram.

Hal yang kami cek kalau sedang ronda tentu keamanan rumah warga. Kadang pintu kami dorong supaya tahu apakah si empunya rumah mengunci dengan baik atau tidak. Kadang juga terpaksa membangunkan penghuni karena sepeda motornya masih ditaruh di teras.

Jika memasuki Ramadan, kami makin giat. Apalagi nyaris semua tarawih. Tentu kalau tidak dijaga, khawatir ada pencurian di rumah warga. 

Maka itu, penjagaan saat Ramadan dimulai kala Ramadan. Yang ronda terpaksa tarawih belakangan.

Supaya memberikan semangat, tiap kepala keluarga tiap malam memberikan uang alakadarnya. Ada yang seribu, ada yang dua ribu, ada juga yang lima ribu rupiah. Uang diletakkan di tempat tersembunyi di tiap rumah yang diketahui petugas yang ambil tiap malam.

Duit yang terkumpul buat operasional malam itu. Grup kami, sebuntu-buntunya ya mi instan, hahaha.

Yang seru kalau sudah mendekati jam tiga dini hari. Tugas kami salah satunya membangunkan sahur. Seorang di antara kami biasanya menghidupkan speaker masjid dan bersuara keras-keras supaya orang bangun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun