Tapi bagi mi instan yang makanan rakyat itu, rasanya memang paling pas jika ditemukan dengan yang simpel saja. Telur misalnya.
Usai mi direbus dan ditiriskan, kita mengolah bumbunya. Semua bumbu dicampur ke dalam telur tadi kemudian disatukan.Â
Tambahkan irisan wortel supaya ada perwakilan sayuran dalam makanan kita. Jadi, minimal ada kecukupan dari sisi sayuran.
Usai itu, panaskan minyak makan. Tidak usah banyak-banyak. Masukkan mi yang sudah ditiriskan tadi ke campuran telur, bumbu, dan wortel iris tipis-tipis.
Goreng dengan api kecil. Jika sudah sekitar dua menitan, balikkan calon omelet tadi. Usai itu, goreng sisi sebaliknya sampai warnanya khas digoreng.
Karena menyerap minyak lumayan, bagusnya tiriskan lagi supaya beberapa tetes minyak turun ke bumi.Â
Ada teman yang biasa menghilangkan minyak dalam omelet pakai tisu yang lumayan banyak. Ini ikhtiar supaya minyak yang kita konsumsi bisa sesedikit mungkin masuk pencernaan.
Satu bungkus mi instan dengan dua telur tadi biasanya cukup untuk satu sampai dua orang. Kalau mau banyak, silakan tambah porsinya, baik mi instan maupun telurnya.Â
Dari pengalaman selama ini, omelet bisa menjadi alternatif hidangan kala sahur. Perut terisi, anggota keluarga tetap dapat keberkahan sahur, dan besok tetap giat beraktivitas. Selamat berpuasa Ramadan. [Adian Saputra]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H