Adanya kedekatan ini penting. Dari sini terbangun sinergi yang bagus. Kapan lagi ada pejabat masuk kampung kalau tidak Ramadan. Kapan lagi anggota dewan mau datang kalau bukan momentum bulan puasa.Â
Kapan lagi bisa duduk bareng camat dan lurah atau kepala desa kalau bukan dengar kultum bareng. Jadi, buat saya, safari Ramadan ini jadi momentum istimewa untuk mendekatkan diri pejabat kepada rakyat. Sehingga tidak ada jarak.
Kedua, rakyat bisa langsung sampaikan unek-unek
Adanya safari Ramadan menjadi peluang rakyat bicara langsung kepada pejabatnya. Apa yang mereka inginkan untuk pembangunan di desanya.Â
Apa yang paling mendasar yang dibutuhkan. Apa yang paling urgen untuk duluan dikerjakan. Apa yang paling esensial dilakukan pemerintah. Biasanya dalam momentum safari Ramadan, ada ruang untuk rakyat bicara dan pejabat mendengar.
Dari sini terbangun komunikasi yang baik. Sehingga apa yang akan diprogramkan disesuaikan. Memang benar sekarang ada musyawarah rencana pembangunan.Â
Namun, kadang, apa yang diusulkan, apa pula yang diprogramkan. Dengan memanfaatkan momentum safari Ramadan ini, rakyat bisa kasih argumentasi kalau mereka membutuhkan hasil pembangunan yang sesuai dengan kebutuhan.
Ketiga, menghilangkan sekat-sekat
Datangnya pejabat, anggota dewan dalam agenda safari Ramadan juga bisa menghilangkan sekat antara orang berpangkat dengan rakyat. Dengan kumpul bareng, guyub bareng, sekat-sekat itu mau kita kikis. Jangan sampai ada gap yang lebar antara pejabat dan rakyat.
Adanya safari Ramadan dengan tarawih bareng, dengar kultum bareng, semua ini punya dampak signifikan. Di sinilah para pejabat bisa duduk bareng rakyat. Mencicipi kue kampung, menikmati kopi khas desa, dan mendengar unek-unek warga.