Namun, ketimbang ibadah kita terganggu hal lain, ada baiknya cukup kita yang tahu.
Baca Juga: Guru Penggerak Cermin Kegagalan Pendidikan
Sebentar lagi Ramadan. Tentu godaan untuk unggah konten ibadah semakin besar. Yang nyaris pasti saja saat tarawih pertama.Â
Coba nanti Anda cek akun WhatsApp di ponsel. Cek pembaruan status semua kontak yang ada.Â
Hakulyakin ada saja yang posting soal tarawih pertama dengan varian pesan yang beda-beda. Ada yang sekadar info saja. Ada yang seolah mengajak.Â
Ada yang bersyukur masih bisa ketemu dengan Ramadan lagi. Dan lain-lain dan lain-lain.
Termasuk juga ibadah lain. Misal saat subuhan. Kemudian juga saat sahur, kala membaca Alquran, dan sebagainya.Â
Bahwa kita gembira bisa ibadah, itu bagus. Kita bahagia bisa baca Alquran lagi setelah 11 bulan absen baca, itu juga tahniah.Â
Tapi soal kita pasang foto dan status di media sosial itu yang agaknya mengkhawatirkan. Di satu sisi bisa menghapus amal karena riya. Di satu sisi mempunyai dampak kepada warganet lain.Â
Unggahan kita boleh jadi membuat pahala puasa mereka lenyap juga. Ini jika mereka merespons dengan nyinyir dan menunjukkan sikap tak suka.
"Apa sih pasang foto umrah pas Ramadan. Biasa aja kali. Alangkah banyak orang puasa di Tanah Suci sembari umrah tapi nyantai aja."Â