Sukarno, Hatta, Natsir, Hamka, Syahrir, dan lainnya memang terbiasa bertengkar gagasan. Perihal ini nantilah saya tulis lebih mendalam di kesempatan lain.
Mungkin penjelasan ini menimbulkan pro kontra. Ada yang selama ini menjadi penulis bayangan barangkali tak terima disamakan dengan joki.Â
Ya tidak mengapa. Saya pun tak hendak menjustifikasi demikian. Yang diuraikan di sini adalah kesamaan-kesamaan sehingga ada tipikal mirip antara joki dan penulis bayangan.
Andaipun pertengkaran intelektual ini tak berujung apakah sama antara keduanya, kita masukkan saja ke wilayah abu-abu. Persoalan kemudian profesi penulis bayangan ini menjadi polemik mungkin akan terus menjadi diskursus sampai khatimah dunia ini.
Kalau merujuk istilah ghost writer sih sebetulnya tidak usah muncul saja. Dalam artian, biarlah orang yang pernah bekerja sama dengan kita saja yang tahu.
Namanya saja hantu, ya harfiahnya tidak muncul. Cukup berdiam saja dan memainkan peran sebagaimana hantu pada umumnya. [Adian Saputra]
Gambar pinjam dari sini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H