Kompasianer yang saban hari bikin puisi Itha Abimanyu juga demikian. Referensi kedua namanya pasti yang pertama karena lebih familier. Namun, kalau Abimanyu itu nama keluarga yang ternisbatkan setelah Itha, media massa juga bisa tulis dengan Abimanyu.
Seingat saya Abimanyu ini tokoh pewayangan. Ia anak dari Arjuna.Â
Dalam konteks fiksi, kadang demikian. Maknanya, Itha Abimanyu ini bisa saja nama pena. Orang bergelut di fiksi lazim pakai nama pena.
Saya punya teman, Sri Rahayu namanya. Sejak awal menulis, baik karya jurnalistik maupun fiksi, ia pakai nama pena, Naqiyyah Syam. Saking terkenalnya nama itu, nyaris tiada tahu nama aslinya.
Ini sama seperti pengarang kenamaan Indonesia Asma Nadia. Nama lengkapnya Asmarani Rosalba. Tapi saya yakin tak semua tahu nama asli doi. Asma adalah adik kandung penulis kenamaan Indonesia yang juga pendiri Forum Lingkar Pena (FLP): Helvy Tiana Rosa.
Tapi di Indonesia memang masih lazim menggunakan nama depan untuk referensi kedua. Misalnya, Tonny Syiariel. Kita pasti menyapanya Tonny alih-alih Syiariel. Namun, karena yang bersangkutan acap keluar negeri, referensi kedua dia pasti Syiariel.
Saya juga menduga kalau The Best Teacher Kompasiana Award 2022 Akbar Pitopang keluar negeri, referensi keduanya Pitopang alih-alih Akbar.Â
Unsur kata kedua dari namanya ini unik. Saya memprediksi ini semacam nama keluarga atau nama marga. Biarlah nanti orangnya yang menjelaskan jika ia membaca artikel ini, hehehe.
Dalam kasus Sambo, referensi kedua juga unik untuk almarhum Brigadir Joshua atau Yoshua. Saya senang lihat acara Aiman soal Sambo ini.Â
Aiman kalau baca Yoshua ini makhrojul hurufnya fasih benar. Yoshua ia baca seolah-olah huruf "syin" ketika melafalkan "sh".
Padahal nama depan almarhum ini Nofriansyah. Lengkapnya Nofriansyah Yoshua Hutabarat.Â