Pertama kali membaca istilah KISS ini dari buku Menjadi Jurnalis karya Peter Henshall dan David Ingram. Konsep menulis KISS ini berguna untuk kita menghasilkan karya jurnalistik. Karya itu bisa berupa berita maupun artikel, misalnya opini, kolom, esai, resensi buku, dan lainnya.
KISS di sini adalah singkatan dari keep it short and simple. Saya meramban di internet, ada pula yang menuliskannya dengan keep it simple and short.Â
Bagi saya sama saja. Konsep menulis ini adalah buatlah kalimat dengan deretan kata yang ringkas. Menulislah yang mudah dimengerti orang.Â
Jangan menulis malah bikin susah orang. Alih-alih mau menikmati tulisan, malah jadi tidak kesampaian. Musababnya, tulisan kita rumit dan berpanjang-panjang kata dalam kalimat.
Ibarat orang mendayung, semua pendayung mesti kerja. Jangan ada orang yang pegang dayung tapi tak mengayunkan alat itu. Ia sekadar menumpang di perahu untuk sampai ke tujuan.Â
Kurang lebih, kalau bikin kalimat, semua kata ada tenaganya. Kalau ada kata yang kira-kira membuat kalimat jadi gemuk, buang saja.Â
Gempal badan tidak masalah, gempal kalimat yang bikin repot. Bukan gempal lagi malahan, gendut itu, hahaha.Â
Tentu yang kita butuhkan kalimat yang bertenaga. Mirip kita yang punya badan atletis. Tidak kurus, tidak gempal-gempal amat.
Konsep KISS juga bikin tulisan kita makin necis, makin punya gaya dan rapi. Enak membaca tulisan yang rapi dan resik.Â
Saya senang membaca buku Henshall dan Ingram itu karena menjadi rujukan sampai kini. Saban kali mengisi acara jurnalistik, soal KISS ini selalu saya singgung.Â