Waktu terjadi pergantian pimpinan di koran, saya ditempatkan di daring. Â Kanal daringnya sangat baru kala itu. Saya sempat ditanya begini.
"Adian, sanggup tidak dalam sehari posting 50 berita?". Saya jawab sanggup.
"Adian, sanggup tidak 70 persen postingan itu hasil reprotase reporter?". Saya jawab juga sanggup.
"Adian, sanggup tidak dalam sebulan ini peringkat kita di Alexa bisa bagus dan masuk seribu besar di Indonesia?". Saya juga jawab sanggup.
Karena jawaban saya memuaskan, pimpinan senang. Performa saya dinilai menjanjikan. Usai keluar dari ruangan pimpinan, baru saya mikir, bagaimana mewujudkan jawaban sanggup saya tadi itu, hahahaha.
Yang penting, kalau ada penugasan, kita bilang sanggup atau mampu atau bisa. Jangan malah banyak alasan pas dikasih tugas. Itu wujud performa kita juga di depan pimpinan.
Keempat, investasi waktu
Waktu kerja memang ada. Namun, kita mesti investasi waktu di luar kerjaan untuk membangun reputasi kita. Maknanya adalah, usai jam kerja, ada alokasi waktu yang kita sediakan untuk membangun jaringan dengan baik.
Carilah sebanyak mungkin teman, baik di kantor maupun luar, atau yang berhubungan dengan kerja kita.
Saya baca biografinya, Lahir untuk Berita, Karni Ilyas mengalokasikan waktu di luar jam kerja regulernya untuk membangun jaringan. Jadi, kalau dulu acara ILC-nya di Tvone banyak peminat, itu karena sejak lama Karni membangun jaringan dengan sangat bagus. Ia punya kenalan dari orang biasa sampai kalangan jenderal.Â
Di biografi itu, kita bisa membaca bagaimana sejak muda Karni punya relasi yang luas dan cara kerja yang luar biasa.