Mohon tunggu...
Adian Saputra
Adian Saputra Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Menyukai tema jurnalisme, bahasa, sosial-budaya, sepak bola, dan lainnya. Saban hari mengurus wartalampung.id. Pembicara dan dosen jurnalisme di Prodi Pendidikan Bahasa Prancis FKIP Unila. Menulis enggak mesti jadi jurnalis. Itu keunggulan komparatif di bidang kerja yang kamu tekuni sekarang."

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Karyawan Nyaleg, Cuti atau Berhenti?

5 Februari 2023   11:56 Diperbarui: 5 Februari 2023   12:37 720
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin pikir manajemen perusahaan atau bosnya, buat apa selama ini memberikan suara dan bantuan kepada mereka yang tidak ada kaitan sama korporasi. Ketimbang mendukung orang lain, lebih baik memberikan kesempatan dan suara serta bantuan finansial kepada karyawan yang dinilai punya potensi.

Pada pemilu 2019, ada yang seperti ini. Hasilnya juga bagus. Karyawan senior yang diusung penuh kantor, terpilih menjadi legislator di tingkat provinsi.

Ada kecenderungan sekarang, perusahaan berusaha memasukkan orangnya ke dalam legislatif. Namanya perusahaan, tujuan utama kan mencari keuntungan. 

Maksudnya, jika ada karyawannya yang menjadi anggota dewan atau bahkan menduduki kursi eksekutif, kepentingan perusahaan bisa diamankan. Dalam arti, mungkin dari sisi izin usaha untuk pengembangan korporasi, ada yang mengawal.

Ketimbang memercayakan ini kepada orang lain, lebih baik kepada karyawan sendiri. Karyawan juga senang karena dia menuju kursi legislatif dengan dukungan penuh.

Perusahaan juga senang ada yang bisa dititipi kepentingan supaya perusahaan makin berkembang.

Perusahaan besar biasanya kalau mendekati pemilu pasti didatangi banyak orang. Tentu permohonan bantuan baik dana maupun suara dari politikus. Karena keseringan, mungkin perusahaan juga mangkel.

Manajemen lantas berpikir, daripada saban pemilu memberikan dukungan kepada orang lain, lebih baik dukungan diberikan kepada karyawan sendiri. Tentu dipilih yang memang memenuhi syarat.

Dalam konteks ini, saya meyakini, memberikan cuti adalah langkah yang paling bijaksana. Apakah karyawan ini maju mendiri tanpa dukungan penuh kantor atau memang ia sengaja dipersiapkan perusahaan untuk nyaleg.

Setidaknya, kalaupun tidak terpilih, masih ada kesempatan untuk bekerja lagi. Nanti lima tahun lagi persiapkan yang matang. 

Jika manajemen masih mengusung, tahun berikutnya kans terpilih lebih besar. Kan sudah ada pengalaman?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun