Saya termasuk yang setuju dengan pendapat ini. Kalau bisa, saat umrah dan haji, juga ibadah lain, tidak perlulah dijadikan konten di media sosial.Â
Apalagi sampai siaran langsung. Amit-amit jika sampai live di Tiktok saat sedang umrah kemudian mengemis online, nauzubillahi minzalik.
Tapi, kalau melihat tren warganet makin ke sini , tidak menutup kemungkinan hal itu benar-benar terjadi. Misalnya ada yang memang berani begitu.Â
Apalagi kalau sampai siaran langsung. Astagfirullah.Â
Kita sih tidak berkeinginan ada kejadian seseorang dengan gilanya mengencingi sumur zamzam. Namun, jika melihat tren orang zaman sekarang, kemungkinan itu akan ada.
Kalau itu benar kejadian, ini seperti sinetron religi kita judulnya "kiamat sudah dekat".
Edukasi soal media sosial dan gawai ini memang mestinya sekarang jadi prioritas. Anak-anak sejak dini sudah diberi tahu, mana yang boleh, mana yang tidak boleh dilakukan dalam konteks media sosial.
Konten apa yang bisa dibuat, konten apa yang dilarang. Termasuk menggunakan media sosial dengan bijak.Â
Tak semua hal bisa kita unggah sehingga orang tahu kita sedang apa. Tak melulu semua aktivitas kita saban hari diposting di media sosial. Artis pun juga tidak begitu-begitu amat.
Kita mesti sampaikan juga ke warganet untuk bijak dalam bermedia sosial. Jangan pula kasih kans untuk mereka yang cari perhatian di media sosial dengan apresiasi kita.Â
Tidak perlu juga melanjutkan menonton, misalnya, kala sahabat kita sedang umrah dan melakukan siaran langsung. Ini juga menjaga sikap dan sifat kita supaya tidak tergolong orang yang tahu segala aktivitas bahkan mungkin aib mereka yang gemar bermedia sosial.