Men Care ini. Ini diinisiasi lembaga swadaya masyarakat Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Lampung.Â
Beberapa tahun lalu saya intensif mengikuti banyak kegiatan diskusi berkenaan dengan programDulu nama direktur pelaksana daerahnya Herdi Mansyah. Kami biasa memanggilnya Bang Herdi.
Ada beberapa kali kami mengadakan jurnalis forum untuk membahas soal Men Care ini. Ini bertujuan memberikan perspektif bahwa tugas domestik rumah tangga tak melulu jadi kiprah perempuan.
Kebanyakan persepsi orang adalah perempuan itu yang mengurus penuh urusan rumah tangga. Misalnya, mencuci pakaian (meski sudah ada mesin cuci), menyapu rumah, mengepel, memandikan anak, memasak, menyiapkan keperluan anak dan suami, serta lainnya.
Kerjaan seabrek ini kadang dilakoni banyak perempuan yang juga bekerja, sama seperti suami mereka, sama-sama mencari nafkah.
Jauh sebelum ada diskusi soal Men Care ini, performa saya di rumah sebetulnya sudah mendekati apa yang disebut program Men Care ini.
Hidup saya di dalam rumah lazim saya mulai jam sepuluh malam. Biasanya jam sepuluh saya mengisi air secara manual ke mesin cuci.Â
Pakaian kotor saya masukkan, rendam sebentar terus mulai mengaktifkan mesin.
Sambil menunggu mesin berputar, saya memasak air. Oh iya, sejak saya kecil sampai sekarang punya keluarga sendiri, kami tak pernah minum air kemasan atau air galon. Kami minum air matang yang dimasak.
Memasak air ini lumayan juga karena jumlah anggota keluarga di rumah ada lima orang. Saya, istri, dua anak laki-laki, dan ibu mertua.
Selesai air matang, mesin cuci biasanya selesai juga. Supaya tidak jadi kerjaan di pagi hari, saya kemudian menjemur di lantai atas.Â