Biasanya setiap malam Jumat di masjid dekat kompleks perumahan saya diadakan acara setor hafalan untuk remaja yang ikut program tahfiz. Memang mereka tidak berada di tempat khusus menghafal. Anak-anak yang ikut sama sebagaimana anak lainnya.
Mereka hanya tiap malam Jumat datang untuk mendengarkan ceramah agama dan menyetorkan hafalan. Karena setiap minggu diadakan, biasanya lauk pauk makan malam lumayan istimewa.
Dulu, menu makan anak-anak ini biasa saja. Tidak banyak orangtua yang fokus memikirkan menu anak-anak. Namun, setahun terakhir ada perubahan.
Pemahaman soal gizi orangtua yang lumayan membuat semua orangtua dan donatur sepakat untuk menambah bobot menu makan malam anak-anak ini. Minimal lauk telur. Jika memungkinkan diselang-seling dengan ayam dan ikan. Beberapa donatur juga membelikan susu dengan mutu yang baik.
Ini jadi perhatian orangtua usai banyak mendapat asupan informasi soal gizi dan ancaman stunting. Mereka tak mau anak-anak ini tidak mendapat pasokan gizi memadai. Khususnya asupan protein hewani.
Pelan-pelan pemahaman orangtua juga dibongkar. Kadang mereka mencukupkan anak-anak dengan tempe dan tahu serta sayuran saja. Namun kini kebutuhan protein hewani diperhatikan.
Salah satu wujudnya adalah dengan memberikan asupan memadai untuk anak-anak yang ikut program menghafal Alquran saban Kamis malam Jumat.
Beberapa hari sebelum kegiatan, biasanya orangtua sudah rembukan di grup. Ada satu yang memang spesialis memasak.Â
Yang lain urunan uang saja. Namun semua sepakat menunya istimewa.Â
Paling minimal telur plus susu. Kadang jika urunan lumayan, bisa dibelikan ayam dan ikan.Â
Setakat ini, ayam menjadi menu yang paling digemari. Enak kata anak-anak.