Sementara itu, jika di media sosial, tanggung jawab ada pada perorangan. Maka itu, jika kita mengunggah satu hal di media sosial, imbasnya terkena kepada pribadi.Â
Di media sosial yang kita miliki, hanya kita yang mengurusnya. Ini barangkali beda dengan sebuah akun media sosial sebuah kantor atau perusahaan. Tapi, esensinya, media sosial adalah urusan perorangan.
Kedua, produk media massa karya jurnalistik, media sosial belum tentu
Mereka yang melaporkan peristiwa, mencatat, menulis, dan mewartakan disebut sebagai reporter atau wartawan. Ruang lingkup umumnya disebut jurnalis.Â
Semua produk media massa dikenal sebagai produk jurnalistik. Sebab, menulis, melaporkan, memaparkan fakta yang riil tersaji kemudian meramunya dan mengunggahnya untuk publik.
Tersebab demikian, karya media massa lazim dikenal sebagai produk jurnalistik. Ada berita yang saban hari bisa dinikmati.Â
Ada opini yang kadang bisa dibaca. Ada karikatur yang sesekali tampil dan membuat kita mengernyitkan dahi sedikit untuk menangkap maknanya.
Bagaimana dengan media sosial? Apakah foto sebuah kejadian kecelakaan di akun Instagram seseorang juga disebut karya jurnalistik? Belum tentu. Informasi yang ada di media sosial tentu tidak sama dengan yang ada di media massa.Â
Namun, informasi awal dari media sosial bisa menjadi sumber berita untuk media massa. Informasi yang tersaji di media sosial kemudian diverifikasi.Â
Verifikasi ini diksi yang superpenting. Sebab, verifikasi adalah langkah jurnalis atau juga warganet untuk melihat apakah informasi itu bisa dipercaya atau tidak.
Di Bandar Lampung sering ada informasi masuknya buaya ke perairan Teluk Lampung. Bahkan ada video yang seram, ada seekor buaya sedang memangsa orang.Â