Lukman Riyadi hari itu semringah. Hatinya bungah luar biasa. Persiapan semalam suntuk sudah ia lakukan. Meski tanpa persiapan khusus pun, kerjaan yang didapukkan padanya sejauh ini lakoni dengan baik.
Bank sampah yang ia kelola dan punya nama resmi Tempat Pengolahan Sampah Reuse Reduce Recycle (TPS 3R) Jejama Secancanan di Pringsewu Barat memang saban hari ia urus dengan baik. Namun, hari itu, 5 Juli 2019, lumayan istimewa.
Pasalnya, akan ada tamu yang datang. Seorang perempuan yang akrab disapa Nunik. Perempuan itu bukan orang sembarangan. Jabatannya mentereng. Wakil gubernur Lampung. Nama lengkapnya Chusnunia. Ada Chalim di nama belakangnya yang sanadnya bersambung kepada ayahandanya seorang ulama kharismatis di Lampung Timur KH Abdul Halim atau Mbah Halim.
Tahun 2019 adalah tahun keduanya mengelola bank sampah ini sejak memulakannya pada 17 April 2017. Perkembangannya sejak awal sungguh luar biasa. Lukman pun awalnya tak yakin, bank sampah yang ia dan kawan-kawannya kelola bakal sukses seperti sekarang.
Kedatangan Nunik bagi Lukman Riyadi dan kawan-kawannya merupakan sebuah kehormatan. Soal banyak tamu yang datang ke tempat sampah ini memang bukan sesuatu yang luar biasa. Setiap minggu ada saja yang datang. Selainj pejabat, ada juga mahasiswa dan perusahaan. Urusannya pun macam-macam. Dari sekadar melihat-lihat, studi banding, buat bahan laporan, dan lainnya.
Bupati Pringsewu Sujadi Saddat (baru saja berakhir masa jabatannya) pun rajin kemarin. Abah Sujadi, begitu orang Pringsewu menyapa bupatinya itu, punya kepedulian yang besar untuk urusan persampahan.
Ada gula ada semut, Peribahasa itu barangkali lumayan pas disematkan untuk TPS 3R Jejama Secancanan ini. Apa pasal sehingga banyak orang mau datang? Tempat pengelolaan sampah ini yang dikelola Lukman sebagai manajer ini memang istimewa. Selain mengolah sampah menjadi kompos, memisahkan sampah rongsokan untuk dijual kembali, pegiat di sini kreatif.
Bahkan sejak dibuatkan gedung megah sebagai tempat pengelolaan sampah lewat program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) Kementerian PUPR pada 14 Januari 2021, perkembangan bank sampah ini melejit. Armada sampah yang dikelola Lukman saban hari mengambil limbah rumah tangga dari beberapa tempat.
Volumenya makin bertambah kala Lukman dkk sukses meyakinan beberapa sekolah dan kampus untuk memercayakan pengambilan sampahnya kepada mereka. Alhasil, volume sampah yang saban hari diolah di tempat ini makin banyak. Dari yang awalnya kisaran seratusan rumah yang bekerja sama, kini lebih dari tiga ratusan.
Di sini sebagaimana lazimnya tempat pengelolaan sampah, limbah yang datang kemudian dipisahkan. Yang plastik, kardus, dan segala yang berbau rongsok dipisahkan. Ini nanti akan dijual.
Tapi mesti kerja ekstra untuk memisahkan. Pasalnya, dari rumah tangga, sampah mereka belum dipilah. Jadi, antara yang basah dan kering masih bercampur. Lukman dan kelima rekannya itula yang memilah.