Demikian juga reporter di lapangan. Tugas sudah menanti. Keliling ke beberapa pejabat daerah yang menggelar open house, lihat kondisi rumah sakit, pantau posko-posko mudik, hal yang unik hari pertama lebaran, dan sebagainya.
Soal silaturahmi dengan keluarga dicari saja waktu di sela-sela kerjaan. Kalau bisa ya alhamdulillah, kalau belum ya besok-besok. Tapi dari pengalaman, bisa saja diatur waktunya. Hanya saja berbeda dengan orang lain yang enjoy menikmati lebaran, jurnalis yang meski siaga on duty.
Kalau bukan passion-nya, memang sulit mau hidup dengan determinasi semacam ini. Aneh mungkin bagi orang. Di saat yang lain menikmati lebaran, ini masih berkutat dengan liputan.Â
Atau andaipun sedang berhalalbihalal, saat ada kejadian, tetap meluncur ke lokasi kejadian. Kalau bukan lahir dari minat yang besar dan responsibilitas yang tinggi, kemungkinan tak 'kan bertahan lama di profesi ini.
Tapi jika itu lahir dari passion yang besar, apa pun kondisinya, dunia jurnalisme tetap punya daya tarik yang tinggi. Dan ini uniknya, tak semata-mata bicara soal kepuasan materi. Ini lebih pada keyakinan bahwa di profesi inilah kita bia berkontribusi.
Di sinilah talenta terbesar kita yang bisa kita maksimalkan. Dari sini pula penghasilan didapat.
Selamat berlebaran. Selamat liputan dan ngedit tulisan bagi jurnalis yang on duty sampai hari yang fitri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H