Mohon tunggu...
Adian Saputra
Adian Saputra Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Menyukai tema jurnalisme, bahasa, sosial-budaya, sepak bola, dan lainnya. Saban hari mengurus wartalampung.id. Pembicara dan dosen jurnalisme di Prodi Pendidikan Bahasa Prancis FKIP Unila. Menulis enggak mesti jadi jurnalis. Itu keunggulan komparatif di bidang kerja yang kamu tekuni sekarang."

Selanjutnya

Tutup

Bola

Hapus Air Matamu, Karius

27 Mei 2018   04:16 Diperbarui: 27 Mei 2018   04:28 520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Loris Karius berjalan ke arah suporter Liverpool usai The Kop kalah 1-3 dari Real Madrid pada final Liga Champions, Minggu dini hari. Karius menangis sesengukan. Ia beberapa kali menempatkan jarinya ke arah dada. Itu perlambang permohonan maaf kiper asal Jerman itu kepada fans setia Liverpool.

Karius wajar menangis dan meminta maaf. Dua dari tiga gol yang bersarang di gawangnya bisa dibilang blunder yang ia lakukan. Khilaf pertama suksesor Simon Mignolet di bawah mistar itu adalah saat hendak mengoper bola rapi direbut Karim Benzema. Lembaran rendah Karius berhasil dibelokkan Benzema.

Gol ketiga sepakan keras Gareth Bale juga bisa dibilang murni kekeliruan Karius. Ia tak lengket menangkap bola sehingga lepas dan masuk ke gawang. Gol itu mengunci kemenangan Madrid atas Liverpoo: 3-1.

Gol kedua dari tendangan salto Bale juga ada saham Karius. Tendangan spektakuler itu tak bisa dihentikan Karius. Ia tampak tak kuasa menahan bola sehingga hanya bisa terbang rendah. Bola dengan mulus meluncur ke sisi kanan gawang yang ia kawal.

Penampilan Karius, di luar tiga gol itu sebetulnya cukup bagus. Minimal ada dua peluang emas yang sukses ia tahan. Namun, itulah dilema kiper. Orang hanya mengingat berapa gol yang bersarang ke gawang sang kiper ketimbang berapa banyak penyelamatan yang ia lakukan.

Sebagai mantan kiper meski kelas sekolahan, saya bisa memahami betapa sedih Karius. Jarang sampai ada kiper menuju Tribun penonton dan meminta maaf. Cara Karius menangkupkan tangan ke dada jelas menggambarkan betapa sedihnya perasaan sang penjaga gawang.

Barangkali, jika Mohamed Salah tidak keluar dan Karius tak melakukan dua blunder, hasilnya boleh jadi lain. Tapi, inilah sepakbola. Banyak drama. Dan di situlah sisi humanisme olahraga paling populer sejagat ini.

Kompatriot Karius di lini belakang, Dejan Lovren dan Virgil van Dijk bermain baik. Intersep keduanya acap menggagagalkan peluang lini depan Madrid yang diisi Ronaldo dan Benzema.

Penampilan yang ditunjukkan Karius barangkali menguatkan keinginan Liverpool untuk mendatangkan kiper jempolan musim depan.

Namun, Karius masih ada kans menjadi kiper utama The Kop jika bisa memperlihatkan kinerja yang lebih baik musim depan. Karius butuh momentum yang pas agar bisa bangkit dari kekalahan dini hari ini. Setidaknya, ia sukses membawa klub asal Inggris itu sampai babak final Liga Champions tahun ini.

Selamat buat Madrid. Tetap semangat buat Salah dkk di Liverpool. Wabilkhusus buat Karius, lupakan "tragedi" hari ini untuk bangkit musim depan. You'll never walk alone.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun