Jadi, benar saran saya kepada beberapa teman yang hendak menulis resensi, kritislah dalam melahirkan karya. Menulis resensi bukan sekadar promosi, berisi yang bagus-bagus, dan minim kritik. Sejatinya, si empunya buku dan penerbit juga membutuhkan input terhadap buku yang mereka lempar ke pasaran. Meski sudah melalui jenjang yang panjang dalam penilaian dan penyuntingan, sangat boleh jadi buku itu tidak melulu paripurna. Tetap saja ada peluang buku itu memiliki kelemahan. Barangkali konteksnya yang tidak kuat, akurasinya lemah, gaya bahasanya yang membosankan, dan konten tulisan yang pernah diulas di buku lain. Itulah item-item yang bisa kita jadikan dasar untuk menulis resensi yang kritis. Karena resensi bukanlah kumpulan senarai puja dan puji, juga bukan pula alat promosi. Wallahualam bissawab.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H