Mohon tunggu...
Adi Ankafia
Adi Ankafia Mohon Tunggu... -

Saya sangat suka travelling, membaca, menulis, dan mendengarkan lagu

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Tan Son Nhat "Hostel" - Ho Chi Minh City (Part 1)

28 Oktober 2012   03:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:19 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

03 Januari 2012 Malam itu udara di Ho Chi Minh City berkisar antara 24 hingga 26 derajat celcius. Lumayan sejuk. Gue dan Basir masih terduduk di tengah hiruk pikuknya orang-orang dengan bahasa yang tidak bisa kami mengerti dan pahami. Suasana di Tan Son Nhat International Airport begitu ramai seiring kedatangan berbagai penerbangan dari Asia, Australia, maupun Eropa. Sedianya kami hendak langsung menuju Pam Ngu Lao Street, suatu kawasan yang menjadi tempat bertemunya para backpacker dari seluruh penjuru dunia di Ho Chi Minh City. Namun, bis nomor 152 jurusan Ben Tanh Market telah habis jam operasinya. Waktu menunjukkan pukul 22.30 dan tidak ada perbedaan dengan Jakarta. Naik taksi jelas –bukan tidak mungkin- melainkan tidak mau karena tujuan kami adalah backpacker dengan budget minimal. Terpaksa, menunggu sampai besok pagi adalah pilihan paling rasional, logis, dan realistis. Tan Son Nhat International Airport termasuk bandara yang nyaman walaupun tidak terlalu besar. Menurut informasi dari beberapa teman yang pernah kesini, kami bisa saja tidur di dalam bandara untuk menunggu pagi. Masalahnya gue dan Basir sudah berada di luar bandara dan dilarang masuk lagi oleh beberapa petugas yang bahasa inggrisnya kacau banget. Terbayang bakal tidur di emperan bandara berbalut angin dingin, kami pasrah saja. Sementara Basir merokok di pojokan, gue mondar-mandir menikmati keriuhan. To Be Continued...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun