kedua; memiliki latar budaya yang sama; budaya Arab dan berasal dari garis kebangsaan yang sama; bangsa Arab. kedua hal itu yang menyebabkan  bangsa Palestina, merasa bahwa umat islam adalah saudara tua mereka. dan tidak merasa bahwa umat Islam sebagai penjajah. dan merasa punya cita-cita yang sama; membangkitkan peradaban Arab.
dengan berjalanya waktu; bangsa Palestina mayoritasnya memeluk agama Islam. sehingga menjadikan bangsa Palestina dengan bangsa Arab sekitarnya memiliki kesamaan cita-cita; membangun peradaban arab dan Islam. oleh karena itu ketika Palestina dimasukan ke dalam satu wilayah, dimasa kejayaan Umat Islam. menjadi wilayah Syam. tidak ada penolakan sama sekali.
dan sepanjang Islam jaya; Palestina berada dalam satu wilayah; Syam. hingga datang penjajah, lalu membelah wilayah umat Islam menjadi wilayah-wilayah, untuk memudahkan menjajahnya. Syam dipecah ke beberapa wilayah dengan perjanjian siks-picot antara Inggris dan Perancis.
dikala umat Islam terpecah, saat itulah Yahudi memiliki peluang yang besar untuk mendirikan negri di Palestina. setelah berabad-abad lamanya mereka terputus dari Palestina.
kesimpulan dari latar sejarah ini menunjukan, bahwa Yahudi tidak punya hak untuk tinggal di Palestina. walaupun mereka ingin tinggal di Palestina, itu tidak masalah, tapi bukan dengan cara mengusir penduduk asli Palestina yang telah tinggal di sana berabad lamanya.
karena bukankah ketika Islam jaya; penduduk Palestina terbagi ke beberapa pemeluk agama, bahkan hingga saat ini; ada kristen, Yahudi dan Islam. dan ketiga agama itu hidup damai dan berdampingan di tanah Palestina. tidak ada pihak yang terusir dan diusir dan tanah Palestina.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H