1. Â Poster Film "The Never Ending Story II: The Next Chapter"
Dalam dorama "Hatsukoi" terdapat detail menarik yang menambah kedalaman narasi dan membantu penonton mengikuti alur cerita yang sering berpindah-pindah time line. Salah satu detail tersebut adalah kemunculan poster film "The Never Ending Story II: The Next Chapter." Poster ini muncul pada episode pertama ketika Yae sedang menunggu untuk dijemput oleh ibunya. Detail ini bukan sekadar hiasan latar saja, tetapi kemunculan poster tersebut memiliki makna yang lebih dalam, terutama ketika dikaitkan dengan alur waktu cerita.
"The Never Ending Story II: The Next Chapter" adalah film fantasi yang dirilis pada tahun 1990. Film ini merupakan sekuel dari "The Never Ending Story," yang pertama kali dirilis pada tahun 1984. Dalam dorama "Hatsukoi," penempatan poster film ini sangat signifikan karena mencerminkan setting waktu sekitar tahun 1990-an, saat Yae masih muda. Dengan menunjukkan poster film tersebut, penonton secara tidak langsung diberi petunjuk mengenai periode waktu dalam cerita, yang sering kali berganti-ganti antara masa lalu dan masa kini.Â
Setting tahun 1990-an ini bukan hanya berfungsi sebagai latar belakang cerita, tetapi juga membantu penonton membedakan berbagai time line yang ada dalam dorama "Hatsukoi." Alur cerita yang beralih antara masa muda Yae dan masa dewasanya bisa membingungkan tanpa petunjuk visual yang jelas. Poster film "The Never Ending Story II: The Next Chapter" menjadi salah satu alat yang digunakan oleh sutradara untuk memberikan konteks waktu yang tepat kepada penonton.
Selain berfungsi sebagai penanda waktu, kemunculan poster ini juga bisa dianggap sebagai simbol dari perjalanan waktu dan perubahan yang dialami oleh karakter-karakter dalam cerita. "The Never Ending Story" sendiri adalah kisah tentang petualangan dan transformasi, yang sejajar dengan tema dalam "Hatsukoi" mengenai cinta pertama dan perjalanan emosional yang panjang dan kompleks. Dengan demikian, kemunculan poster film "The Never Ending Story II: The Next Chapter" dalam dorama "Hatsukoi" bukan hanya sekedar detail visual, tetapi juga elemen naratif yang memperkaya cerita. Poster ini membantu menegaskan setting waktu, memberikan petunjuk kepada penonton mengenai alur waktu, dan menambah kedalaman tema yang diusung oleh dorama tersebut. Ini adalah contoh bagaimana elemen kecil dapat memiliki dampak besar dalam membantu penonton memahami dan menikmati alur cerita yang kompleks.
2. Lagu Automatic
Dorama "Hatsukoi" tidak hanya menggunakan elemen visual untuk membedakan antara berbagai time line, tetapi juga memanfaatkan musik sebagai alat naratif yang kuat. Terinspirasi dari dua lagu karya Hikaru Utada, "First Love" dan "Hatsukoi," dorama ini sering kali menghadirkan kedua lagu tersebut sebagai penanda temporal dalam cerita. Kehadiran lagu-lagu ini membantu penonton untuk memahami alur waktu yang sering berganti antara masa lalu dan masa kini.Â
Lagu "First Love" digunakan sebagai backsound untuk time line masa lalu. Ketika lagu ini diputar, penonton dibawa kembali ke masa-masa muda Yae dan Harumichi, menggambarkan kenangan dan perasaan cinta pertama mereka yang mendalam dan penuh emosi. Lagu ini, yang pertama kali dirilis pada tahun 1999, telah menjadi ikon musik yang mewakili cinta pertama dan nostalgia, sangat cocok dengan tema dorama yang berfokus pada perjalanan cinta dan kehidupan.
Sebaliknya, lagu "Hatsukoi" yang juga merupakan karya Hikaru Utada, digunakan untuk menandai time line masa kini. Lagu ini membantu menegaskan perbedaan antara masa lalu dan sekarang, dengan memperlihatkan bagaimana karakter-karakter utama telah berubah dan berkembang seiring berjalannya waktu. Dengan memanfaatkan kedua lagu ini, "Hatsukoi" mampu menyampaikan pergeseran waktu dengan mulus, tanpa membingungkan penonton.