Mohon tunggu...
adiafriza
adiafriza Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saya seorang musisi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Banjir Rob Melanda Semarang: Tantangan dan Upaya Penanganan di Pesisir

4 Desember 2024   11:10 Diperbarui: 4 Desember 2024   11:28 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

         Banjir rob melanda wilayah pesisir Kota Semarang, Jawa Tengah, sejak awal November 2024, akibat kombinasi pasang maksimum air laut dan dampak perubahan iklim, dengan ketinggian air mencapai 30 hingga 150 cm yang menggenangi kawasan seperti Pelabuhan Tanjung Emas dan Tambaklorok. Dampak dari banjir ini sangat signifikan, mengganggu transportasi dan mobilitas masyarakat, serta menyebabkan kerugian ekonomi bagi nelayan dan petani garam yang terpaksa menghentikan aktivitas mereka. Selain itu, genangan air yang berkepanjangan meningkatkan risiko penyakit yang ditularkan melalui air.                                                                                 

            Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini mengenai potensi banjir rob yang dapat berlanjut hingga 13 November 2024, sehingga masyarakat diimbau untuk tetap waspada. Dalam upaya penanganan, pemerintah setempat telah membangun tanggul sementara di titik-titik rawan banjir dan mengoperasikan pompa air untuk mengalirkan genangan ke saluran drainase. Selain itu, sosialisasi kepada masyarakat mengenai cara menghadapi bencana dan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan juga dilakukan.                                                             

            Banjir rob ini menyoroti pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana alam akibat perubahan iklim, serta perlunya kolaborasi antara masyarakat dan pemerintah untuk mengurangi dampak dan mempersiapkan langkah mitigasi jangka panjang agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun