Mohon tunggu...
Adi Sastra
Adi Sastra Mohon Tunggu... -

seorang yang romantis / @ADSastrawidjaja

Selanjutnya

Tutup

Politik

Reshuffle Kabinet, Sudah Tepatkah?

20 April 2015   14:48 Diperbarui: 11 Januari 2016   13:59 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Reshuffle, sebuah hal yang utopis (walaupun hal utopis itu saya kurang mengerti). Kalo gitu saya ganti, reshuffle adalah sebuah keniscayaan. Maksudnya adalah itu semua berada di kehendak presiden. Tapi tetap itu adalah sebuah keniscayaan. Susilo Bambang Yudhoyono saja melakukan 5 kali reshuffle kabinet. Jadi bukan sebuah hal yang mengagetkan bukan?

Efek kelanjutan dari reshuffle mungkin mendapatkan kritikan dan pujian. Kritikan biasanya berasal dari partai yang mengusung menteri tersebut. Seperti ketika SBY me-reshuffle Yusril Ihza Mahendra.

“Sebagai pemegang saham seri A, bahkan A utama, kami percaya Presiden dan wakilnya tidak menzalimi PBB,” Ujar Ngabalin

Kembali ke Jokowi, Pol Tracking sebuah lembaga riset dan survei baru-baru ini merilis hasil survei mereka. Survei mereka tentang bagaimana kinerja pemerintahan Jokowi-JK dalam 6 bulan ini. Hasil surveinya mengatakan bahwa 36% responden setuju dan 5,8% responden sangat setuju reshuffle‎. Jika disatukan maka 41,8% setuju reshuffle. Hanya ada 28 persen yang tidak setuju reshuffle. Angka ini gabungan dari kurang setuju (24,1) dan sangat tidak setuju (3,9%)(Lengkapnya bisa kalian download di sini Hasil survei Pol Tracking).

Melihat geliat dari hasil survei ini, sepertinya banyak partai politik di luar koalisi pemerintah yang ingin mengambil kesempatan. Sementara di sisi lain, cuma 2 partai koalisi pemerintah yang terlihat mendukung dan nampaknya PDIP akan senang. Seperti yang dikatakan Hendro Satrio dalam rilis survei tersebut.

"PDI Perjuangan akan mendapat keuntungan lebih besar dalam pemerintahan, termasuk bila kabinet direshuffle oleh Jokowi,"

"Yang memperkuat ini adalah statement Megawati yang minta Jokowi ingat dari mana dia berasal dan janji kampanye adalah ikatan suci,"

Di luar PDIP, Nasdem dan Hanura mendukung masalah reshuffle ini. Seperti yang diberikan di link ini Nasdem Setuju Jokowi Reshuffle Kabinet dan Hanura Setuju Reshuffle Kabinet. Nasdem mengatakan selama ini untuk kepentingan masyarakat luas mereka mendukung. Sedangkan Hanura mendukung karena itu bisa dijadikan bahan evaluasi dari kabinet Jokowi. Di luar partai pemerintahan PAN dan Golkar mungkin bisa masuk, apalagi Golkar dengan manuver Agung Laksono yang terkesan “licik”. Bagaimana dengan PAN? Kalian bisa lihat di link ini Soal Peluang Pan Masuk Kabinet Jokowi tapi bagi saya, itu sudah menunjukkan bahwa PAN pasti tidak menolak.

Lalu bagaimana dengan Jokowi? Sepertinya dia masih enggan berkomentar. Tapi menurut saya, Jokowi tidak akan sampai membiarkan program-programnya tidak tercapai dengan keadaan menteri yang tidak maksimal. Jokowi akan memperhatikan ini, jika perlu reshuffle pasti dia akan melakukan. Lantas siapa saja menteri yang  menurut saya patut direshuffle? Mungkin artikel saya di tulisan ini bisa menjawab "7 Menteri dengan raport merah".

Jonan, Tedjo, Tjahjo, Puan, Rini, Yuddhy dan Sudirman Said pantas di-reshuffle. Penjelasan saya di artikel tersebut sudah cukup jelas. Mungkin menuju akhir-akhir ini, Yuddhy terlihat tidak melakukan banyak blunder kecuali insiden "cium tangan Puan". Jonan walaupun peristiwa Air Asia sudah lewat, tapi masalah perhubungan Indonesia saja belum terselesaikan. PT. KAI sebagai perusahaan yang dulu dia pimpin pun belum berbenah lebih baik. Jika ingin ditambahkan, saya ingin menambahkan Yasonna Laoly. Dia dalam akhir-akhir ini mendapatkan banyak tentangan, terutama setetelah mengeluarkan SK Pengesahan partai yang berat sebelah. Di tambah sempat bergulirnya isu untuk meng-interpelasi dia.

Lantas, kalo ada yang direshuffle berarti harus ada yang masuk. Rekomendasi saya mungkin belum tentu didengar dan baik oleh kalangan pemerintahan. Pertama mungkin saya ingin mengajukan pak Faisal Basri. Jabatan sekarang yang berfungsi mencari dan memerangi mafia migas patut diapresiasi. Rekomendasi-rekomendasinya terhadap kebijakan minyak Indonesia juga cukup baik. Sebut saja kebijakan akhir-akhir ini ingin memasukkan BBM jenis baru yang tujuan jangka panjangnya adalah menghapus premium yang dinilai sudah sangat tidak ramah terhadap teknologi sekarang.

Rekomendasi kedua mungkin ada pak Pramono Anung. Politisi senior dari partai PDIP. Jika saya menginginkan dia, saya ingin dia menggantikan peran Andi Widjajanto. Dari segi umur dan kematangan, saya yakin mas Pramono Anung ini lebih baik daripada Ando. Ditambah akhir-akhir ini ada sebuah anggapan Andi W yang membuat komunikasi Jokowi dengan orang luar menjadi buruk. Rekomendasi ketiga mungkin Muhammad Misbakhun. Orang yang sempat tersandung kasus Century dan sempat merasakan dinginnya penjara ini patut diapresiasi. Kritikan dan masukan terhadap pemerintahan sekarag dia cukup baik. Ditambah dia memiliki pengalaman di bidang keuangan dan juga merupakan pengusaha sekaligus politikus sukses. Saya rasa dia bisa masuk ke dalam jajaran pemerintahan.

Rekomendasi terakhir mungkin Maruar Sirait. Politisi asal PDIP ini sebelumnya disebut-sebut akan menjadi salah satu jajaran menteri Jokowi. Banyak akun anonim yang membahas seluk beluk keadaan Maruar Sirait yang "katanya" akan dijadikan menteri tapi ada beberapa pihak yang tidak setuju. Kenapa saya memilih dia? Mungkin karena saya pernah beberapa kali mengikuti seminar dengan dia sebagai pembicara. Kritik-kritik tajam terhadap pemerintah bisa menjadi evaluasi yang bagus. Serta di luar itu, pengalaman dia di bidang politik sudah cukup untuk menjadi sekelas menteri.

Di akhir artikel ini, saya hanya ingin menegaskan kenapa saya memiliki tokoh-tokoh muda. Bukan sebuah tendensi apa pun, tapi itulah subjektivitas saya. Didengarkan oleh pemerintah saja belum tentu. Toh, artikel ini bisa saja mengendap dalam endapan dan tidak dibaca siapa pun. Tapi jika pun dibaca saya bersyukur. Semoga Jokowi mau memilih orang-orang yang baik untuk tugas yang baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun