Mohon tunggu...
Adi Sastra
Adi Sastra Mohon Tunggu... -

seorang yang romantis / @ADSastrawidjaja

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kepentingan, Konflik dan Pemakzulan Ada di Konflik Golkar

24 Maret 2015   14:46 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:07 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_405055" align="aligncenter" width="300" caption="Diambil dari akun @simbakecil"][/caption]

Sebuah kemunafikan jika dalam sebuah kontelasi politik tidak ada sebuah kepentingan. Begitu juga dengan yang terjadi di Golkar. Memang konflik secara fakta terjadi antara Aburizal Bakrie dan Agung Laksono. Tapi sebuah kemunafikan juga kalau tidak ada pihak luar yang ikut campur di sana. Ini konspirasi atau dibilang fitnah? Kalau yang seperti ini disebut seperti itu, anda semua perlu duduk dan melihat semuanya dengan bijaksana.

Sebelumnya dalam Konflik Golkar, terjadi persaingan antara kubu ARB dan AL. Dimana masing-masing kubu mengklaim bahwa Munas yang mereka selenggarakan sudah fair. Berbagai cara ditempuh sampai akhirnya Menhumkam mengesahkan kubu AL. Tapi kubu ARB tidak patah semangat, mereka melakukan gugatan ke PTUN. Ditambah kubu ARB juga menemukan kejanggalan-kejanggalan di dalamnya. Salah satunya adalah pemlasuan dokumen dan tanda tangan pada munas Ancol. (baca: Kubu Ical Sebut SK Menhumkam Sahkan Kubu Agung Keputusan Politik)

Jika melihat Aburizal Bakrie, saya teringat persaingan ARB dan SP ketika Munas dahulu. Persaingan ini berlanjut ke babak baru, bahkan ada sebuah artikel yang mengulasi persaingan ini (baca: Babak Baru Perang ARB-Paloh). Sepertinya, mereka berdua memang tidak akan pernah akur sampai kapanpun. Tidak usah muluk-muluk, partai Nasdem mungkin adalah jawaban dari persaingan ini.

Bagaimana persaingan itu sekarang? Menurut pendapat awam saya, persaingan antara Paloh dan ARB merambat ke konflik Golkar. Boleh dikatakan pendapat pengamat politik Hendri Satrio di berita ini benar ( baca: JK-Mega-Paloh di balik konflik Golkar). "Jadi Surya Paloh tahu banget menggoyang Ical itu susah. Makanya dia akan terus dorong Jokowi goyang Golkar bahkan lewat intervensi menterinya. Golkar akan kembali ditarik lagi garis politiknya yang identik merapat ke kekuasaan," pungkas Hendri. Pentingnya Golkar untuk Surya Paloh sendiri adalah dukungan DPR untuk politik migasnya. Dimana Paloh-lah yang mengenalkan Sonangol kepada Jokowi-JK dan meraup keuntungan dari sana. Hubungannya dengan DPR? Agar tidak ada penggunaan “hak-hak DPR” dengan mudah untuk bagian ini.

Lalu apa peran JK dan Megawati? Sudah banyak angin berhembus bahwa Jokowi akan dilengserkan dan nantinya JK akan naik menjadi presiden. Untuk mencapai hal tersebut, JK butuh beberapa manuver yang halus. Memang namanya jarang sekali muncul dalam konflik Golkar tapi dibalik itu semua dia memiliki rencana sendiri. Sebut saja berita dari Gatra ini http://www.gatra.com/politik-1/138690-relawan-pro-jokowi-tuding-ada-jk-paloh-dalam-kisruh-golkar.html, “Untuk mendapatkan posisi politik yang kuat di KIH (koalisi Indonesia Hebat) untuk membargain Jokowi dalam mengambil kebijakan yang tidak sejalan dengan JK,” kata Solidaritas Masyarakat Pro Jokowi, Lubis Pandaopotan dalam keterangan persnya.

Pernyataan tersebut sepertinya sudah cukup untuk menegaskan misi JK ikut campur dalam konflik Golkar ini. Selain itu mungkin akan ada kepentingan lainnya. Beberapa berita memberitakan bahwa kemungkinan JKW akan dilengserkan, simak saja salah satunya berita ini. Kemungkinan melalui pemenangan kubu AL, mereka bertiga ingin menggunakan untuk pemakzulan ini. Tentu pasti dengan deal-deal politik yang tidak kita ketahui, tapi yang kita ketahui bahwa AL memang ingin sekali menjadi ketum Golkar. Hal ini dimanfaatkan JK dan Paloh untuk melancarkan rencana mereka.

Kontempelasi politik yang sangat tragis. Dimana beberapa pihak mencoba menggunakan konflik untuk kepentingannya. Apa yang harus kita lakukan? Jika benar nantinya berujung pada Jokowi dimakzulkan? Mungkin ketika kita menuju ke sana kita harus tenang dan jangan terbawa isu yang belum jelas. Kalau sudah terjadi? Jangan buat kepanikan besar. Karena mahal harganya sebuah pemimpin itu diturunkan. Kita tidak ingin menjadi negara lain dimana revolusi membawa dampak buruk, kan?

Salam!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun