Mohon tunggu...
Adi Sastra
Adi Sastra Mohon Tunggu... -

seorang yang romantis / @ADSastrawidjaja

Selanjutnya

Tutup

Politik

Detik-detik Panas Menuju Munas Golkar

25 November 2014   18:57 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:53 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masih berada di isu tentang Munas Golkar yang semakin tidak beres. Setelah terakhir dimajukan menjadi tanggal 30 November 2014. Berita ditolaknya Munas di Yogyakarta dan Surabaya menambah titik rapuh di sini. ARB yang bersikeras Munas dimajukan harus sadar bahwa badai tidak akan berhenti berjuang melawan keegoisan pribadi.

Publik semakin jelas menentang. Banyak spekulasi bermunculan. Bukan tidak mungkin dengan keegoisan pribadi Ical dan kalau dia menang nanti akan menimbulkan efek domino. Kita bisa melihat rilisan dosa-dosa Ical semasa menjabat menjadi Ketum yang dihimpun SOKSI.Katakanlah Ical terpilih kembali, kemungkinan efek domino terletak pada perolehan suara nanti. Sudah sangat jelas bahwa suara Golkar terus menurun dari pemilu ke pemilu.

Mungkin efek domino lainnya adalah fenomena munculnya partai “kekecewaan” terhadap Golkar. Seperti Hanura, Gerindra dan Nasdem. Beberapa kalangan di tubuh Golkar pasti akan sangat kecewa jika Golkar terpilih. Apalagi proses terpilihnya diadakan dengan sangat tidak beres. Bukan tidak mungkin, pasti ada kemungkinan besar fenomena partai “kekecewaan” ini akan muncul lagi.

Demi mementingkan keegoisan pribadi tersebut, Ical semakin membabi buta. Dia mengangkat Nurdin Halid sebagai ketua SC Munas Golkar. Bagi rakyat Indonesia, terutama pemerhati sepak bola Indonesia siapa yang tidak terkenal Nurdin Halid. Ketua Umum PSSI yang pernah masuk penjara dan dikenal sebagai mafia sepakbola Indonesia. Dari sini saja akan muncul sebuah kalimat sinis “Nurdin Halid saja bisa mengatur skor sepakbola, apalagi hasil perolehan Munas” (baca : http://news.detik.com/read/2014/11/25/072224/2757980/10/ical-tunjuk-nurdin-halid-jadi-ketua-sc-munas-ini-alasannya)

Keegoisan Ical tidak hanya mendapatkan kesunyian dari para kader Golkar. Selain bermain melalui dunia maya, mereka melakukan tindakan nyata. Baru-baru ini rapat pleno Munas Golkar “diseruduk” oleh mereka yang bernamakan AMPG (Angkatan Muda Partai Golkar). Hasilnya rapat pleno berlangsung ricuh dan ditundanya rapat pleno tersebut. (baca : http://nasional.kompas.com/read/2014/11/24/18214011/Rapat.Pleno.Golkar.Ricuh.Sekelompok.Massa.Geruduk.Masuk)

AMPG meminta penjelasan terhadap panitia tentang kejelasan Munas. Mereka merasa bahwa Munas kali ini diadakan untuk kepentingan seseorang. Ditambah Priyo dan Agung Laksono sudah mencium bahwa ada penggiringan suara di Munas. Faktor-faktor sudah jelas, seperti penunjukkan Nurdin Halid sebagai ketua SC Golkar dan dipercepatnya Munas kali ini. Percepatan Munas ini juga mengakibatkan 7 calon selain Ical mengerucut menjadi 3 calon saja. (baca: http://nasional.kompas.com/read/2014/11/24/17201391/Agung.Laksono.Cium.Ketidakberesan.soal.Pelaksanaan.Munas.Golkar.di.Bali dan http://nasional.kompas.com/read/2014/11/24/17323021/Priyo.Dapat.Laporan.Ada.Penggiringan.Suara.di.Munas.Golkar)

Ketidakberesan mulai muncul satu persatu. Ical semakin terdesak dan ingin segera mengakhiri drama ini dengan dia menjadi pemenangnya. Tidak ada pilihan lain bagi kader-kader Golkar selain bersatu melawan Ical. Kemungkinan akan sulit memang, sementara taktik Ical semakin batal. Cara keras lainnya adalah memboikot Munas, tapi apa itu diperlukan? Kalo diperlukan untuk menentang keegoisan Ical? Kenapa tidak dicoba?

Sekian.

ADS

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun