Perikop Markus 13:32-37 merupakan bagian bagian akhir dari Khotbah tentang Akhir Zaman (pasal 13). Yesus memanggil kita untuk senantiasa waspada dan berjaga-jaga supaya kita tidak lengah dalam menantikan kedatangan-Nya yang kedua. Berjaga-jaga dalam Menyambut Kristus merujuk pada sikap kewaspadaan, kesiapan rohani, dan pengharapan yang harus dimiliki oleh orang percaya terhadap kedatangan Kristus yang kali kedua.
Kali ini Yesus menjelaskan pentingnya berjaga-jaga melalui perumpamaan tentang seorang hamba yang diberi tanggung jawab untuk menjaga rumah sang tuan (34). Hamba itu harus selalu berjaga-jaga karena ia tidak pernah tahu dan tidak diberi tahu kapan persisnya sang tuan akan datang kembali (35). Hamba yang bertugas sebagai penunggu pintu harus siaga agar saat sang tuan datang, ia tidak sedang tertidur (36).
Ungkapan "berjaga-jaga" ini mengingatkan kita kepada perumpamaan gadis yang bijaksana dan gadis yang bodoh (bdk. Mat. 25:1-13). Sikap yang berjaga-jaga ditunjukkan oleh gadis yang bijaksana.Â
Mengapa? Karena ketika mereka menantikan kedatangan mempelai laki-laki, mereka tidak hanya mempersiapkan pelita tetapi juga minyak dalam buli-buli mereka. Sehingga ketika mempelai laki-laki itu datang, maka mereka masih memiliki minyak yang cukup.
Gadis-gadis dalam perumpamaan itu adalah lambang bagi orang Kristen yang sedang menantikan "mempelai" mereka yaitu Kristus. Sekalipun kedatangan-Nya tidak diketahui, namun pelita harus selalu siap sedia. Orang Kristen yang menanti-nantikan Kristus dan kedatangan-Nya yang kedua kali, bukan hanya mengaku dan mencari Kristus, tetapi juga mengasihi dan merindukan kedatangan-Nya, serta bertingkah laku sepenuhnya sesuai dengan pengakuan kita itu.Â
Kedatangan Kristus yang kedua kali merupakan pusat, tempat semua arah kehidupan beragama kita bertemu, dan padanya seluruh kehidupan ibadah kita selalu merujuk dan mengarah.
Perhatian utama mereka adalah memiliki terang di tangan mereka ketika sedang melayani mempelai laki-laki itu. Dengan demikian mereka dapat menghormati dan melayani Dia. Perhatikanlah, orang-orang Kristen adalah anak-anak terang. Injil adalah terang, dan mereka yang menerimanya tidak boleh hanya diterangi saja, tetapi ia juga harus bercahaya seperti bintang-bintang, harus berpegang padanya (Flp. 2:15-16).
Perihal menantikan kedatangan Tuhan Yesus, maka kita dituntut untuk berjaga-jaga. Berdasarkan perikop Markus 13:32-37, maka ada beberapa hal yang perlu dipelajari dan digarisbawahi!
- Kita tidak tahu kapan Dia akan datang
Pada ayat 32, Yesus menegaskan bahwa Dia tidak tahu kapankah kedatangan-Nya yang kedua. Apakah itu kemudian menegasi keilahian-Nya? Sama sekali tidak. Karena justru dalam ayat 26-27, Yesus telah menegaskan keilahian-Nya. Selain itu dalam konteks ini, Yesus sedang tidak mengklaim hak prerogatif sebagai Anak Allah, melainkan Ia mengosongkan diri-Nya dan taat sepenuhnya kepada Bapa (Mrk. 10:45; Flp. 2:6-8) tanpa meninggalkan natur keilahian-Nya.Â
Sebagai bentuk Ia mengosongkan diri-Nya, maka pada waktu Ia menjadi manusia, Ia tidak tahu kapan Ia akan datang kembali karena Bapa yang mengutus-Nya yang mengetahui waktu yang tepat. Ketidaktahuan Yesus di ayat 32 justru menunjukkan bahwa Ia benar-benar manusia sama seperti kita, tetapi tanpa dosa untuk menebus umat-Nya yang berdosa.