Mohon tunggu...
Adi Putra
Adi Putra Mohon Tunggu... Dosen - Dosen STT Pelita Dunia

Bonum est Faciendum et Prosequendum et Malum Vitandum

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Maka Pulanglah Mereka ke Negerinya Melalui Jalan Lain

13 Desember 2022   21:22 Diperbarui: 13 Desember 2022   21:52 13477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lalu bagaimana memaknai tema "maka pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan ini"?

  • Orang Majus pulang ke negerinya melalui jalan yang dikehendaki oleh Tuhan 

Mengapa disebut jalan yang dikehendaki Tuhan? Oleh karena setelah diperingatkan dalam mimpi supaya tidak kembali kepada Herodes, maka orang Majus itu pulang ke negerinya melalui jalan lain. Keputusan orang Majus untuk pulang ke negerinya melalui jalan lain bukan tanpa resiko. Jalan lain ini adalah jalan yang penuh dengan rintangan, jaraknya lebih jauh, ada banyak bahaya yang akan mereka temui di jalan. Seperti yang dikatakan dalam Matius 7:14 bahwa, "karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya". Artinya, jalan yang dikehendaki oleh Tuhan adalah jalan penuh dengan pergumulan, penuh dengan tantangan, penuh air mata, dan perlu proses (tidak ada yang instan).

Sekalipun demikian, justru jalan inilah yang akan menuntun kita kepada hidup dan kepada kebenaran. Jalan inilah yang telah dipilih oleh orang Majus. Jalan lain bukanlah jalan alternatif (jalan pintas), karena jalan yang dikehendaki oleh Tuhan bukan jalan yang serba instan. Karena kesetiaan dan ketaatan hanya dapat diuji melalui tantangan dan persoalan hidup. Orang Majus tidak ingin memilih jalan yang lebar atau jalan yang nyaman, karena mereka tahu bahwa bukan itu yang dikehendaki oleh Tuhan.

Dengan demikian, jalan lain yang mereka lalui pulang dapat menyatakan kepada kita bahwa Allah berdaulat dan berkuasa memelihara setiap rencana dan kehenda-Nya dalam konteks keselamatan manusia. Oleh karena jika orang Majus tidak melalui jalan lain itu, maka bisa saja rencana jahat Herodes kepada bayi Yesus dapat terjadi.

Bagaimana dengan kita? Apakah kita rela berjalan di jalan yang dikehendaki oleh Tuhan? Ataukah kita justru lebih memilih jalan yang lebar, yang nyaman, yang justru menghantar kita kepada kebinasaan. Mari kita belajar kepada orang Majus yang lebih memilih jalan yang lain, jalan yang sulit, jalan yang penuh tantangan, tetapi menuntun mereka kepada hidup. Jangan pernah takut melalui jalan lain, atau jalan yang penuh dengan pergumulan atau air mata. Karena justru jalan itulah yang dikehendaki oleh Tuhan untuk kita jalani, supaya hidup kita dapat tiba dengan selamat di negeri yang kekal.

Mungkin saja "jalan lain" yang dimaksud di sini dapat diibaratkan "lembah kekelaman" (TB) atau "lembah yang gelap" (BIMK), akan tetapi marilah kita berkata seperti Daud, "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku" (Maz. 23: 4). Sekalipun kondisi dunia sedang dalam keadaan yang memprihatinkan; sekalipun banyak yang memprediksi tahun 2023 dipenuhi dengan kegelapan; sekalipun ekonomi sulit; sekalipun tubuh jasmani sedang lemah; yakinlah bahwa ketika kita menjalaninya bersama Tuhan, maka kita pasti bisa melewatinya. 

 

  • Jalan orang Majus bertentangan dengan jalan Herodes

Setelah orang Majus mendapat instruksi dalam mimpi supaya tidak kembali kepada Herodes, maka mereka memilih untuk melalui jalan yang lain. Artinya mereka tidak menuruti kehendak dan keinginan dari Herodes. Ini menunjukkan bahwa jalan yang mereka pilih berbeda atau bahkan bertentangan dengan jalan Herodes. Bahkan sejak awal Matius menarasikan bahwa jalan orang Majus dan Herodes sudah berbeda dan bertentangan. Orang Majus mencari bayi Yesus memang untuk menyembah dan memberikan persembahan, sedangkan tujuan Herodes mencari bayi Yesus adalah untuk membunuhnya.

Mengapa Herodes berkeinginan untuk membunuh bayi Yesus? Jawabannya karena Herodes merasa bahwa kelahiran Yesus menjadi ancaman baginya. Karena orang Majus menyampaikan kepadanya bahwa yang lahir ini adalah raja, maka Herodes pun ketakutan dan kuatir. Tentunya hal ini juga menjadi peringatan bagi gereja Tuhan. Oleh karena dalam gereja biasanya dua jalan ini seringkali kita jumpai. Pertanyaannya, di manakah posisi kita? Apakah kita sama dengan jalan orang Majus? Atau jangan-jangan kita masih berada di jalan Herodes?

Jalan Herodes adalah jalan yang menolak kelahiran sang Juruselamat. Jalan yang membawa kita kepada sikap yang bertolak belakang dengan kehendak Tuhan. Jangan sampai kita berada di jalan Herodes. Karena jalan Herodes adalah jalan yang tidak dikehendaki oleh Tuhan. Mari menjalani jalan orang Majus, di mana setelah perjumpaan dengan Yesus mereka pulang ke negerinya melalui jalan lain (berbeda dari Herodes). Artinya, memiliki kehidupan yang berbeda dari sebelumnya; hidup yang telah berubah dan bertobat; hidup dengan standar dan cara yang baru bersama dengan Kristus.  Natal harusnya dapat membawa perubahan bagi kehidupan kita!

  • Jalan lain di sini adalah jalan untuk memberitakan berita natal

Pulang melalui jalan lain menjadi sebuah jaminan bagi orang Majus untuk tiba di negerinya dengan selamat. Mengapa bisa dipastikan demikian? Karena itulah jalan yang dikehendaki oleh Tuhan. Sekalipun di jalan itu mereka akan diperhadapkan dengan banyak tantangan, banyak kesulitan, namun justru di jalan yang sulit itulah Tuhan akan menolong dan menyertai. Sehingga mereka dapat tiba di negerinya dengan selamat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun