Doa adalah suatu aspek kerohanian dalam kekristenan yang memiliki kedudukan yang penting, karena merupakan tanda seseorang mengenal Allah. Pengenalan akan Allah merupakan dasar keselamatan seseorang (Yoh. 17:3). Pengertian doa demikian banyak digumulkan dan dituliskan oleh Martin Luther. Di dalam sejarah, Luther adalah salah seorang teolog penting yang memikirkan dan mengaplikasikan doa dalam hidupnya.
Dalam tulisan-tulisannya, Luther memperlihatkan hubungan yang erat antara doa dengan teologi. Baginya teologi tidak dapat dipisahkan dari doa.Â
Tinjauan secara teologis akan memperlihatkan kekuatan, sekaligus juga kelemahan pandangan doa Luther, sehingga kontribusi pemikirannya ini dapat menjadi pijakan kehidupan Kristen. Luther adalah seorang yang berdoa. Ia memakai waktu berjam-jam untuk berdoa sejak ia tinggal di dalam biara.Â
Luther adalah orang yang bukan hanya mengajarkan tentang doa, namun juga meneladankannya dengan konsisten dalam hidupnya. Ia adalah seorang yang sangat sibuk, tetapi memiliki jam doa yang banyak. Salah satu kalimatnya yang terkenal tentang doa adalah "Hari ini saya harus menyediakan waktu lebih banyak untuk berdoa. Sebab banyak sekali yang harus saya lakukan".
Dalam Lukas 11:1-13 menceritakan tentang sebuah perikop yang berbicara tentang hal berdoa. Pada bagian ini, Yesus Kristus sedang mengajar para murid-Nya untuk berdoa, dan mendorong serta menyemangati mereka untuk sering, tekun, dan gigih dalam berdoa. Berdasarkan perikop ini, menyadarkan kita bahwa doa merupakan salah satu hukum dan tindakan yang wajib dilakukan.Â
Betapa munafik dan gersangnya kita apabila tidak pernah berdoa, tidak pernah menaikkan pujian kepada Penciptanya, tidak menyadari kebaikan-Nya atau pun tidak merasa bergantung kepada-Nya.Â
Oleh sebab itu, salah satu rancangan agung yang ada dalam kekristenan adalah untuk membantu kita berdoa, meneguhkan kewajiban berdoa itu bagi kita, mengajar kita berdoa, dan mendorong kita untuk mengharapkan suatu keuntungan dari doa.Â
Dari perikop 11:1-13, kita belajar lima hal tentang berdoa dan doa itu sendiri, sehingga membuat kita dapat berkata dengan tegas bahwa berdoa adalah nafas hidup orang Kristen.
- Yesus telah memberikan contoh yang baik tentang berdoa (ay.1a)
Dalam ayat 1, dikatakan bahwa Yesus sedang berdoa di suatu tempat. Ini memperlihatkan bahwa gaya hidup Yesus adalah doa dan berdoa. Dia selalu berdoa dan memberikan contoh serta teladan yang baik tentang berdoa. Sehingga ketika Dia menekankan kepada para murid untuk berdoa, maka itu bukan hanya sekadar perintah kepada mereka, namun Dia telah melakukan terlebih dahulu.
Ada banyak orang Kristen begitu mudah menyuruh orang berdoa, namun dia sendiri tidak pernah berdoa. Hal ini berbeda dengan Yesus yang telah mempraktikkan terlebih dahulu sebelum memerintahkan murid-Nya untuk berdoa.
- Para Murid meminta petunjuk untuk berdoa (ay. 1b)
Ketika Dia sedang berdoa, mereka bertanya, Tuhan, ajarlah kami berdoa. Perhatikanlah, talenta dan karunia yang dimiliki orang lain seharusnya membangkitkan hati kita untuk bersungguh-sungguh mendambakan talenta atau karunia itu juga.Â
Semangat yang dimiliki orang lain itu haruslah menjadi pemicu bagi kita untuk meniru secara kudus apa yang ia lakukan: mengapa kita tidak berbuat seperti orang itu juga? Amatilah, murid-murid itu datang kepada-Nya dengan permintaan ini, ketika Dia selesai berdoa. Mereka tidak ingin mengganggu-Nya ketika Dia sedang berdoa, sekalipun dengan permohonan yang baik ini.Â
Segala sesuatu itu indah pada waktunya. Salah satu murid-Nya, berkata, Tuhan ajarlah kami. Perhatikanlah, walaupun Kristus suka mengajar, namun untuk hal yang satu ini Dia lebih suka diminta, dan murid-murid-Nya harus mendatangi-Nya untuk memperoleh petunjuk.
Berdasarkan hal ini, kita dapat mengerti bahwa setiap orang Kristen perlu untuk belajar berdoa. Bukan hanya supaya setiap kata dan kalimat yang dikemukakan terucapkan dengan baik dan logis, namun hal yang paling penting doa yang disampaikan adalah doa yang mempermuliakan Tuhan. Itulah sebabnya, ketika kita berdoa marilah berdoa dengan ungkapan dan kata-kata yang benar.
Hal ini diibaratkan dengan seorang anak yang meminta sesuatu kepada ayahnya. Sekalipun anak tersebut memiliki relasi yang erat dan pastinya dikasihi oleh sang ayah, namun tidak kemudian sang anak dapat berbicara sesuka hatinya kepada sang ayah.Â
Tentunya, sang anak harus dapat memperhatikan setiap kata dan diksi yang diucapkan kepada ayahnya. Supaya penghormatannya kepada sang ayah tetap terefleksi dari setiap ucapannya.
 Demikian pula halnya dengan doa dan berdoa. Sekalipun kita telah memiliki relasi dengan Allah, bahkan Yesus mengajarkan kita untuk menyebutnya "Bapa", namun kita harus tetap memperhatikan setiap perkataan yang disampaikan kepada-Nya dalam doa.
- Yesus Memberikan Petunjuk bagaimana berdoa yang benar (ay. 2-4)
Pastilah mereka belum melupakan Khotbah di Bukit itu, namun mereka perlu diberi petunjuk-petunjuk yang lebih jauh dan lebih lengkap lagi. Tetapi, menurut Dia, sekarang belumlah waktunya untuk memberikannya kepada mereka.Â
Ketika Roh dicurahkan ke atas mereka dari tempat tinggi, mereka akan sadar bahwa semua permintaan mereka sudah termuat dalam kata-kata yang sedikit ini, dan mereka akan mampu, dengan kata-kata mereka sendiri, untuk merincikan dan mengembangkannya.Â
Dalam Injil Matius, Dia memerintahkan mereka untuk berdoa demikian, sedangkan di sini, Apabila kamu berdoa, katakanlah. Semua ini mengartikan bahwa doa Bapa kami dimaksudkan untuk digunakan baik sebagai suatu bentuk doa maupun sebagai sebuah petunjuk.
Apabila memperhatikan isi dari Doa Bapa Kami yang diajarkan Yesus dalam versi Lukas, menunjukkan kepada kita muatan teologis yang sangat kuat.Â
Hal pertama yang harus ada dalam doa kita adalah pengakuan akan kemuliaan dan kekudusan Allah, pengakuan akan pemeliharaan serta penebusan dan keselamatan dari pada Allah. Kedua, dalam doa kita harus berisi permintaan sesuatu berdasarkan kebutuhan kita. Itulah sebabnya, ungkapan "secukupnya" menjadi penting dan signifikan di sini. Ketiga, dalam doa kita haruslah berisi permintaan untuk pengampunan dosa.Â
Karena sekalipun secara status kita telah dibenarkan dalam Yesus Kristus, namun bukankah kita masih sering berbuat dosa. Sehingga fakta ini mengharuskan kita untuk selalu meminta ampun dalam doa kita. Sambil meminta ampun atas dosa dan pelanggaran kita, maka kita pun harus mendeklarasikan dalam doa bahwa kita pun akan mengampuni setiap sesama yang bersalah kepada kita.
Terakhir, dalam doa kita meminta supaya Tuhan terus menjaga dan memelihara kita supaya kita tidak jatuh dalam pencobaan. Sehingga kita senantiasa kuat dan tangguh untuk menghadapi setiap pencobaan di dalam dunia ini. Demikianlah isi doa yang seharusnya diucapkan oleh setiap orang Kristen dalam doanya. Perlu untuk digarisbawahi, doa orang Kristen harus ditutup dalam nama Yesus Kristus. Karena hanya melalui Yesuslah doa kita akan didengar dan dijawab oleh Allah.
- Yesus menginginkan kita supaya senantiasa giat dan tekun, giat dan terus menerus berdoa (ay. 5-9)
Bahwa dengan ketekunan atau kegigihan, kita akan jauh lebih berhasil dalam berurusan dengan sesama (ay. 5-8). Umpamanya ada seseorang, yang karena mempunyai keperluan mendadak, pergi ke rumah tetangganya untuk meminta satu atau dua potong roti, pada waktu yang tidak pantas di malam hari, bukan untuk dirinya sendiri melainkan untuk temannya yang datang kepadanya secara tidak diduga.Â
Tetangganya itu pasti enggan mengizinkannya masuk karena orang itu telah membuat dia terjaga dengan ketukan pintunya, dan membuatnya kesal, dan sekarang orang itu harus memberikan segudang alasan untuk menjelaskan apa yang telah diperbuatnya.Â
Pintunya sudah tertutup dan terkunci, anak-anaknya sedang tidur, di dalam kamar yang sama dengan kamarnya, dan, jika dia membuat suara ribut, maka dia akan membuat mereka terganggu. Para pembantunya sedang tidur, dan dia tidak bisa membuat mereka mendengar ketukan pintu itu.
Di lain pihak, dia sendiri pasti akan kedinginan jika harus bangun untuk memberikan apa yang diminta tetangganya itu. Akan tetapi, tetangganya itu tidak mau ditolak, dan oleh sebab itu dia terus saja mengetuk, dan berkata bahwa dia akan terus mengetuk sampai mendapatkan apa yang diinginkannya.Â
Jadi, terpaksalah dia harus memberikan apa yang diminta tetangganya itu, supaya terhindari dari orang itu: namun karena sikapnya yang tidak malu itu, ia akan bangun juga dan memberikan kepadanya apa yang diperlukannya.Â
Dia memberikan perumpamaan ini dengan maksud sama dengan yang diberikan-Nya dalam Lukas 18:1: Bahwa orang harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu. Ini tidak berarti bahwa Allah dapat digerakkan untuk bertindak dengan ketekunan atau kegigihan kita.Â
Kita tidak bisa menganggu Allah, dan dengan bersikap demikian pun kita tidak akan mengubah rencana dan tujuan-Nya. Dengan kegigihan kita bisa berhasil dengan manusia karena mereka tidak senang akan hal itu, tetapi kita bisa berhasil dengan Allah karena Dia senang akan hal tersebut.
- Kita Berdoa karena kita memiliki hubungan dengan Bapa di Surga (ay. 10-13)
Sebuah permohonan akan belas kasihan bapa duniawi: "Coba katakan, Bapa manakah di antara kamu, yang tahu apa itu hati seorang bapa, apa itu rasa sayang dan peduli terhadap seorang anak, jika anaknya minta roti untuk sarapan, apakah dia akan memberinya batu untuk dimakan?Â
Jika ia minta ikan untuk makan siangnya (ketika sedang musim ikan), apakah ia akan memberikan ular kepada anaknya itu ganti ikan, yang akan meracuni dan menyengatnya? Atau, jika ia minta telur untuk makan malamnya (sebutir telur dan kemudian tidur), apakah ia akan memberikan kepadanya kalajengking? Kalian tahu betul bahwa kalian tidak bisa bersikap demikian tidak wajar terhadap anak-anak kalian" (ay. 11-12).
Penerapan hal ini untuk memohon berkat-berkat dari Bapa sorgawi kita (ay. 13) adalah: "Jadi jika kamu yang jahat memberi, dan tahu bagaimana memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Allah akan memberimu Roh Kudus." Dia akan memberikan hal-hal yang baik; demikian yang tertulis dalam Injil Matius.
Demikianlah dapat dilihat bahwa doa adalah nafas hidup orang percaya. Melalui doa, orang percaya dapat berkomunikasi dengan Allah Bapa, sumber hidup dan sumber pertolongan dalam kehidupan. Melalui doa, orang percaya dapat memuji dan memuliakan Tuhan. Melalui doa, orang percaya dapat mengekspresikan iman percayanya kepada dunia ini. Sehingga orang Kristen yang tidak berdoa, sama halnya "mayat" atau orang yang terpisah dari kehidupan. Selamat Berdoa. Â AP.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H