Ungkapan "jadilah teladan" secara spesifik ditujukan kepada para orang tua, pendidik, para rohaniawan dan para pemimpin masyarakat. Sebab mereka adalah orang-orang yang dianggap telah belajar dari pengalaman yang lebih panjang, pendidikan yang lebih tinggi dan status sosial yang disandangnya.Â
Setiap budaya menaruh harapan yang kuat bahwa para orang-tua, para pendidik, para rohaniawan dan para pemimpin masyarakat yang sudah seharusnya memperlihatkan keteladanan dalam ucapan dan perilakunya.Â
Tentunya harapan tersebut menjadi panggilan yang wajib diperjuangkan dengan seluruh akal-budi dan kekuatan. Tanpa keteladanan yang memadai, maka kehidupan orang-tua, pendidik, rohaniawan dan pemimpin masyarakat akan menjadi batu sandungan.
Namun sangat menarik di perikop surat 1 Timotius 4:11 keteladanan juga wajib dilakukan oleh orang-orang muda. Rasul Paulus memberi nasihat agar Timotius menjadi teladan, yaitu: "Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda.Â
Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu" (1Tim. 4:12).Â
Dengan demikian, sebagai mahasiswa atau anak muda bukan tidak mungkin kita dapat menjadi teladan bagi orang lain. Bahkan hal itulah yang ditekankan oleh Paulus kepada Timotius dalam perikop ini. Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan!
- Mengapa kita perlu menjadi "teladan"?
Apabila membaca kalimat-kalimat awal dalam ayat ini, maka di sana Paulus dengan jelas menegaskan bahwa "jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda".Â
Berdasarkan kalimat itu, maka ada indikasi anak-anak muda sulit menjadi teladan, sehingga selalu dipandang rendah atau disepelehkan oleh orang lain.Â
Hal ini cukup masuk akal, karena memang anak muda terkadang masih labil, emosi masih belum terkontrol, masih mudah terpengaruh, masih cenderung mencari jati diri, sehingga kemungkinan untuk jatuh dalam dosa sangat terbuka lebar.
Hal inilah yang mungkin ditakutkan oleh Paulus terjadi kepada anak rohaninya, yakni: Timotius. Sehingga dia mengingatkan Timotius untuk senantiasa menjadi teladan bagi setiap orang supaya dia tidak direndahkan sekalipun dia masih muda. Oleh tugas Timotius sangatlah berat, sekalipun dia masih muda namun telah dipercayakan sebuah pelayanan di Efesus.
Makanya tidak heran apabila Paulus menganjurkan supaya dia menjadi teladan bagi setiap orang. Ini merupakan salah satu syarat yang paling penting untuk seorang pemimpin gereja. Kata Yunani yang diterjemahkan "teladan" adalah _tupos_ yang berarti "model", "gambar", "ideal" atau "pola". Seorang gembala sidang, terutama, harus menjadi contoh dalam kesetiaan, kekudusan, dan ketekunan dalam kesalehan. Jabatan penilik hanya boleh diisi oleh mereka yang dari halnya gereja dapat mengatakan, "Orang ini telah menjalankan hidup saleh yang layak dicontoh".
Supaya Timotius hidup dengan segala kesungguhan dan kecermatan diri dapat mendatangkan rasa hormat bagi dirinya meskipun ia masih muda, "Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda, dapat juga berarti: janganlah memberikan kesempatan kepada siapa pun untuk menganggap rendah kemudaanmu."Â
Kemudaan orang muda tidak akan dianggap rendah jika ia tidak membuat dirinya sendiri dipandang rendah oleh kesia-siaan dan kebodohan perbuatan orang muda. Orang-orang muda dapat berperilaku bagaikan orang yang sudah tua, sehingga karena itu mereka dapat bermegah jika dianggap rendah.
- Bagaimana kita menjadi "teladan" bagi orang lain?
Lingkup keteladanan yang wajib dilakukan oleh Timotius dan setiap orang muda adalah ucapan/perkataan, tingkah-laku, kasih, kesetiaan dan kesucian. Dalam konteks ini terkait dengan pelayanan Timotius di Efesus, di mana dia di sana seringkali menyampaikan ajaran dan berita tentang kebenaran dan Injil Kristus.
Untuk menegaskan ajarannya dengan teladan yang baik, jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dan seterusnya. Setiap orang yang mengajar melalui ajaran mereka harus mengajar juga melalui kehidupan mereka, kalau tidak mereka akan meruntuhkan dengan sebelah tangan sendiri apa yang telah mereka bangun dengan tangan lainnya.Â
Mereka harus menjadi teladan, baik dalam perkataan maupun di dalam tingkah laku mereka. Percakapan mereka harus bersifat mendidik. Dan hal seperti ini akan menjadi suatu teladan yang baik: tingkah laku mereka harus lurus.Â
Dan hal seperti ini akan menjadi suatu teladan yang baik: mereka harus menjadi teladan di dalam kasih, atau kasih kepada Allah dan semua orang kudus, menjadi teladan di dalam roh, yaitu memikirkan hal-hal yang rohani dan menyembah di dalam roh. Juga, menjadi teladan di dalam iman, yaitu di dalam pengakuan iman Kristen, dan teladan di dalam kesucian atau kemurnian.
Seorang anak muda seperti Timotius harus dapat mengatasi segala sesuatu yang berpotensi untuk menyulitkan, mencemarkan, menghalangi, bahkan menggagalkan pelayanan yang dilakukannya.Â
Untuk itu, ketekunan menjadi kata kunci yang harus Timotius cermati dan perhatikan. Ia tidak boleh membiarkan umurnya menjadi perintang bagi dirinya atau batu sandungan bagi orang lain. Karena itu, ia perlu menjadi teladan dalam perkataan, tingkah laku, kasih, dan kesuciannya.
Dengan demikian, bagaimana menjadi teladan bagi orang lain? Menjadi teladan bagi orang lain harus dengan totalitas eksistensi kita sebagai orang-orang yang telah hidup di dalam Kristus. AP.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H