Mohon tunggu...
Adi Putra
Adi Putra Mohon Tunggu... Dosen - Dosen STT Pelita Dunia

Bonum est Faciendum et Prosequendum et Malum Vitandum

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Fenomena Kesurupan

22 Oktober 2021   21:17 Diperbarui: 22 Oktober 2021   21:31 494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Ilustrasi (Ist)

Ketika hendak membuka pintu, tiba-tiba mahasiswa A itu kembali jatuh dan berteriak histeris. Setelah dicek, ternyata itu terjadi karena mahasiswa A ketika membuka pintu kelas langsung berpapasan dengan mahasiswa D yang juga hendak masuk kelas, namun tidak jadi karena juga ketakutan saat melihat mahasiswa A.

Saya pun dengan cepat keluar kelas untuk meminta mahasiswa yang ada di situ supaya membawa mahasiswa D ke lantai tiga. Supaya tidak bertemu dengan mahasiswa A, karena ternyata pertemuan mereka berdua menjadi pemicu bagi mereka berdua untuk mengalami kesurupan. Akhirnya keduanya berhasil di bawah ke ruangan staf kemahasiswaan di lantai 3 dengan digotong oleh teman-teman mahasiswa, dan saya bersama dengan mahasiswa yang lain melanjutkan perkuliahan siang itu hingga selesai.

Sebenarnya fenomena kesurupan bukanlah hal yang baru bagi saya. Karena dulu ketika masih kuliah di salah satu seminari teologi di Jakarta, saya sudah sering menyaksikan teman-teman mahasiswa kesurupan. Kemudian, ketika menyelesaikan studi Sarjana dan menjalani ikatan dinas pada almamater, saya diutus ke salah satu sekolah sederajat SMA di wilayah Balige, Sumatera Utara. 

Di sekolah tersebut, setiap siswa harus tingga di asrama, dan saya pun menjadi salah satu bapak asrama di sana. Di asrama, saya juga pernah menyaksikan dan menangani langsung beberapa siswa yang kesurupan. Itulah sebabnya, ketika sekarang menyaksikan fenomena yang serupa, saya tidak terlalu kaget.

Saya pun bertanya kepada ibu asrama tentang kesurupan di asrama. Dalam ceritanya, ibu asrama menyampaikan pengakuan kedua mahasiswa yang kesurupan. Menurutnya, mahasiswa yang berinisial A saat belajar Bahasa Yunani Koine di kampus melihat bayangan putih lewat sehingga membuatnya teriak histeris. 

Kemudian mahasiswa yang berinisial D, dirasuki makhluk yang menyerupai kucing. Itulah sebabnya, saat kesurupan dia berlaku seperti kucing bahkan berusaha mengejar dan melukai teman-temannya di asrama.

Sampai sore ini (Jumat sore), mereka masih ditangani tim khusus yang mendoakan mereka supaya terbebas dari jerat kuasa roh-roh jahat itu. Bahkan hingga tulisan ini saya tulis, saya belum memperoleh informasi seperti apa perkembangan mereka. Sekalipun ada informasi yang mengatakan bahwa seorang mahasiswa pria pun juga sudah mengalami kesurupan.

Fenomena ini memang mengkonfirmasi kepada kita tentang realitas roh-roh jahat. Saya pun percaya bahwa mereka memang ada. Karena Alkitab juga membicarakan tentang eksistensi mereka. Namun pertanyaannya, bagaimana mungkin roh-roh jahat dapat masuk ke dalam tubuh orang-orang percaya? 

Secara teologis, seharusnya itu tidak mungkin. Mengapa? Karena setiap orang yang telah percaya kepada Tuhan Yesus telah memiliki Roh Kudus pada dirinya sendiri. Dengan kehadiran Roh Kudus, maka mustahil roh jahat dapat masuk ke dalamnya. Bahkan beberapa kisah dalam Kitab Injil juga hendak menegaskan hal yang sama.

Misalnya dalam Matius 8: 16 yang mengatakan, "menjelang malam dibawahlah kepada Yesus banyak orang yang kerasukan setan dan dengan sepatah kata Yesus mengusir roh-roh itu dan menyembuhkan orang-orang yang menderita sakit". Bahkan dalam Matius 8:28-34; Markus 5:1-20; dan Lukas 8:26-39 mengisahkan kisah yang sangat populer yakni kisah tentang Yesus mengusir roh jahat dari seorang yang kerasukan di Gerasa.

Untuk teks dalam Matius 8:16, Leon Morris mengomentari dengan berkata, Yesus mengusir mereka (roh-roh jahat) dengan sepatah kata, yang membedakan Yesus dari para pengusir setan zaman itu yang kerap memakai teknik (bdk. ay. 8) dan menunjukkan supremasi kuasa Yesus. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun