Mohon tunggu...
Adi Putra
Adi Putra Mohon Tunggu... Dosen - Dosen STT Pelita Dunia

Bonum est Faciendum et Prosequendum et Malum Vitandum

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Arti Berjaga-jaga

2 Juni 2020   11:52 Diperbarui: 2 Juni 2020   11:57 1484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang ayah datang untuk menjemput anaknya seusai persekutuan remaja di gereja. Saat memasuki tempat parkir, ia melihat anak laki-lakinya yang masih remaja berada di dekat pintu keluar -- tidak menyadari akan kedatangan ayahnya. Si ayah memutuskan untuk melihat sampai berapa lama anaknya akan mencari-cari dan menemukannya di situ. 

Setelah dua puluh menit berlalu, barulah si ayah membunyikan klakson untuk menarik perhatian anaknya. "Ayah dari mana saja?" tanya si anak ketika masuk ke mobil. "Ayah sudah duduk di sini sejak 20 menit yang lalu," jawab sang ayah, membuat anaknya terkejut mendengarnya.

Surat 1 Tesalonika ditulis oleh Paulus untuk mengungkapkan sukacitanya tentang keteguhan iman dan ketekunan mereka di tengah-tengah penganiayaan, untuk mengajar mereka lebih jauh tentang kekudusan dan kehidupan yang saleh, dan untuk menerangkan beberapa kepercayaan, khususnya mengenai status orang percaya yang telah mati sebelum Kristus datang kembali.

Ketiga tujuan penulisan surat 1 Tesalonika di atas menunjukkan segala sesuatu yang wajib dilakukan oleh setiap orang percaya dalam konteks menantikan kedatangan Kristus yang kedua. Dan apabila diringkas dalam satu kata, maka ketiga point di atas terakomodir dalam kata berjaga-jaga.

Mengapa kita harus berjaga-jaga? Dalam 5:1-11 khususnya ayat 1-2 ditegaskan alasan kita berjaga-jaga. Di sana ditegaskan bahwa karena tentang zaman dan masa kedatangan Tuhan, kita tidak tahu -- karena kedatangan-Nya seperti pencuri. Di sini Paulus menekankan bahwa kedatangan Kristus itu pasti akan tiba saatnya, membawa murka yang membinasakan bagi orang fasik (ay.3) dan keselamatan bagi orang percaya (ay. 4-5). Sehingga yang terpenting adalah mempersiapkan diri menanti kedatangan Kristus kembali bukan mencari tahu kapan Kristus kembali.

Lalu, apa artinya berjaga-jaga? Berikut ini akan diuraikan beberapa arti berjaga-jaga berdasarkan konteks 5:1-11.

1.Berjaga-jaga berarti hidup sebagai anak-anak terang (ay. 4-5)
Alkitab seringkali mempertentangkan antara gelap dengan terang. Dan Alkitab menganalogikan setiap orang percaya sebagai anak-anak terang bahkan terang dunia. Sebaliknya, mereka yang belum percaya dianalogikan masih tinggal di dalam kegelapan.

Sehingga ketika Paulus menasihati jemaat Tesalonika supaya tidak hidup di dalam kegelapan, sebenarnya dia hendak menegaskan bahwa mereka karena sudah menjadi pengikut Yesus (yang adalah Terang itu), maka sudah tidak sepantasnya untuk tetap hidup dengan kegelapan. Gelap dalam konteks ini harus dipahami secara figuratif yang menunjuk kepada perbuatan-perbuatan yang jahat yang tidak dikehendaki oleh Tuhan.

Mengapa? Karena seperti yang dikemukakan dalam ayat 5 bahwa mereka adalah anak-anak terang. Anak-anak terang berarti anak-anak Kristus (the little Christ). Mereka harus hidup dalam standar hukum Kristus, meneladani Kristus dan menjadi serupa dengan Kristus.
Ketika kita bisa hidup sebagai anak-anak terang maka kita dapat dikatakan berada dalam keadaan berjaga-jaga. Terang kita selalu menyalah seperti pelita perempuan-perempuan yang bijaksana yang senantiasa berisi penuh minyak hingga kedatangan mempelai laki-laki.
 
2.Berjaga-jaga berarti sadar dengan berbaju zirahkan iman dan kasih, dan berketopongkan pengharapan keselamatan (ay.6-10).
Dalam konteks menantikan kedatangan Kristus yang kedua, kita dituntut untuk menaklukkan setiap musuh dan setiap ujian yang diizinkan datang ke dalam hidup kita. Olehnya itu, Paulus menasihati jemaat Tesalonika dan juga kita orang percaya hari ini, untuk senantiasa memperlengkapi diri kita dengan baju zirah iman dan kasih bahkan ketopong pengharapan keselamatan dalam Tuhan.

Kita diibaratkan seorang prajurit Tuhan yang siap sedia dalam menghadapi perang. Kita tidak boleh lengah dan hendaknya dalam setiap tindakan, perkataan dan pikiran kita senantiasa nyata iman dan kasih di dalam Kristus. Bahkan pengharapan keselamatan kita tidak boleh goyah di dalam Tuhan.

3.Berjaga-jaga berarti saling menasihati dan membangun satu dengan yang lain (ay.11).
Yang terakhir adalah bagaimana kita bisa saling menasihati dan membangun satu dengan yang lain. Paulus menasihati kita supaya sikap berjaga-jaganya kita dilaksanakan bersama dengan orang percaya yang lain. Supaya kita semakin kuat dan tidak mudah digoyahkan oleh kuasa dan tipu muslihat Iblis.

Dengan demikian kita akan senantiasa kuat dan setia di dalam menantikan kedatangan Tuhan Yesus yang kedua. Kita juga dapat melihat kisah anak dalam cerita di atas. Menurut Anda, apakah kita seperti si anak yang keasyikan itu tatkala Yesus datang kembali bagi kita? Oh, kita pasti akan melihat-Nya saat Dia kembali. 

Kedatangan-Nya pasti tampak nyata bagi kita. Namun, apakah kita akan sedemikian tenggelam dalam kesibukan sehari-hari sehingga kita tidak lagi mencari-Nya dan bersiap-siap menyambut kehadiran-Nya? Atau, adakah kita senantiasa berjaga-jaga, antusias menunggu kedatangan-Nya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun