Mereka yang selalu kuatir perihal pakaian ditegur dan dianggap sebagai orang yang kurang percaya. Dalam konteks PB, istilah ini selalu dialamatkan kepada murid-murid.
Kalau bunga liar dan rumput liar saja didandani oleh Tuhan, apalagi kita yang adalah anak-anak-Nya pasti akan didandani-Nya dengan pakaian yang indah.
Â
4.Karena Tuhan tahu apa yang menjadi kebutuhan kita dan Dia pasti akan mencukupkannya (ay. 31-32).
Karena Allah memperhatikan ciptaan yang begitu rendah, maka konsekuensinya bagi para murid adalah jangan kuatir.
Yesus tidak menasihati para pengikut-Nya supaya tidak melakukan apa-apa seperti burung dan bunga bahkan rumput, dan hanya menunggu Bapa menyediakan segala sesuatunya. Â Karena di dalam hidup ini kita perlu bekerja untuk mencukupkan makan minum setiap hari.
Tetapi ada perbedaan antara melakukan semuanya itu di dalam kekuatiran dan ketakutan, dengan melakukan semuanya itu di dalam kepercayaan kepada Bapa.
Apabila memperhatikan apa yang dikemukakan oleh Yesus dalam ayat 32, maka tiga pertanyaan yang ada dalam ayat 31 keluar dari mulut mereka yang tidak mengenal Allah.
Mereka memang tidak boleh mengklaim diri sebagai anggota keluarga surgawi, sehingga tidak mengherankan apabila mereka kuatir dan bertanya seperti itu. Dalam kacamata mereka, mereka harus menyediakan semua kebutuhan ini oleh usaha dan sumber-sumber mereka sendiri.
Orang Kristen seharusnya tidak bertanya demikian, karena mereka memiliki Bapa di Surga, dan Bapat ahu semua kebutuhan mereka. Sehingga tidak ada alasan sedikitpun untuk kuatir.
Perlu dicatat bahwa Yesus di sini sedang berbicara tentang kebutuhan, di mana Allah pasti akan memenuhi segala kebutuhan kita, namun tidak berarti semua keinginan kita akan dipenuhi dan dituruti oleh Allah.
5.Karena yang prioritas dalam kehidupan kita adalah mencari Kerajaan Allah dan kebenarannya (ay.33-34)
Sebagai prioritas, kita tidak boleh mencari keinginan atau bahkan kebutuhan kita, tetapi kerajaan Allah dan kebenaran-Nya. Yesus menegaskan para murid harus terutama berupaya mencari kerajaan Allah, bukan kebutuhan pribadi mereka.
Kerajaan di sini merujuk kepada pemerintahan dan mencari kerajaan Allah harus dipahami sebagai melakukan kehendak Allah pada masa kini dan sekaligus menantikan kedatangan kerajaan di masa depan seperti sikap perempuan yang bijaksana.
Kebenaran ini meliputi berdiri di hadapan Allah oleh karya penebusan Kristus, dan perilaku yang benar yang sesuai dengan pelayan Allah.
Tetapi kita harus berhati-hati untuk tidak memahami teks ini hanya secara etis: karena Yesus tidak berkata kebenaranmu, atau jadilah sebenar mungkin.
Kebenaran Allah-lah yang harus dicari, dan setelah itu segala sesuatunya akan ditambahkan kepada kita yang menyangkut kebutuhan-kebutuhan primer kita (yang dikuatirkan oleh mereka yang tidak mengenal Allah).
Ditambahkan berarti hal-hal itu akan ditambahkan kepada apa yang telah para murid miliki.
Itulah sebabnya dalam ayat 34 Yesus hendak menegaskan bahwa tidak ada alasan untuk kuatir akan hari esok.
Sebenarnya ungkapan "besok mempunyai kesusahannya sendiri" hendak menegaskan bahwa kekuatiran itu harus selalu dijauhkan dari hidup kita.