Sebut saja kita adalah debu yang sedang terombang-ambing
Menjelajahi pesinggahan yang layak
Entah itu di dedaun atau di atas akar ilalang
*
Sebut saja kita mencari angin yang kencang
Lalu kita asik menikmati guliran waktu melayang
Mulut kita mencabik-cabik debu-debu jalanan lainnya
Padahal kita juga debu
Tapi kita saling serang
"Selagi kita masih melayang" begitu katamu
*
Sebut saja kita memang debu yang lasak
Kesana kemari memenuhi catatan dosa
Tidak berhenti sebelum sampai pada ruang hampa
*
Kita membuat bait-bait luka pada kehidupan selanjutnya
Padahal katamu:
"Hidup memang begitu. Meludah lalu menjilat. Mendekat lalu menjauh. Bercerita lalu menjelekkan. Tertawa lalu menangis. Mendua lalu sendiri. Ramai lalu sepi. Bergandengan lalu saling sikat. Menerima bantuan lalu lupa. Menghina lalu mengemis. Sampai akhirnya pada satu masa terhenti, Hidup lalu mati"
Kita kembali pulang
----------------
Saya iri lihat pusi kompasianer, bagus-bagus banget :D
Salam kompasiana
#AKR
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H