Mohon tunggu...
Adi SuhenraSigiro
Adi SuhenraSigiro Mohon Tunggu... Dosen - Melayani Tuhan, Keluarga, Negara, Gereja, Sesama, serta Lingkungan merupakan panggilan sejak lahir

Pendidikan S1: Sekolah Tinggi Teologi Kharisma Bandung (Lulus 2016). Pendidikan S2: Sekolah Tinggi Alkitab Tiranus Bandung (Lulus 2020). Pelayanan: Perintisan dan Pemuridan di Gereja Bethel Indonesia Jl. Pasirkoja 39 Bandung, tahun 2012-2022. Pekerjaan: Dosen PNS IAKN Tarutung

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

"Mengenal Sang Pencipta Melalui Kehadiran Yesus di Bumi"

18 Agustus 2022   09:13 Diperbarui: 18 Agustus 2022   09:18 1211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Oleh: Adi Suhenra Sigiro, M.Th

  • Kisah Penciptaan      

Semua sepakat bahwa keberadaan bumi ini dan segala isinya ada pasti ada yang menciptakannya bukan hanya keberadaannya saja tetapi juga keteraturannya (istilah ini biasanya disebut: Argumentasi ontologi dan kosmologi). Bumi dan segala isinya, serta keteraturannya tidak mungkin terjadi begitu saja tanpa ada yang  menciptakan dan mengaturnya dengan baik. 

Kitab orang Kristen, yakni dalam Kejadian 1 dan 2, sangat jelas menuturkan bagaimana langit dan bumi dan segala isinya terbentuk dengan sangat baik.

Dalam Kitab tersebut kita bisa mengetahui bahwa langit dan bumi yang begitu luas dan segala isinya yang begitu  indah  dibuat dalam kurun waktu enam hari saja. Adapun bahan dasar untuk menciptakan semuanya itu adalah "PERKATAAN ALLAH (FIRMAN TUHAN)", karena pada saat itu belum ada sesuatu apapun.

Namun secara khusus ada perbedaan yang luar biasa ketika membentuk dan menciptakan manusia. Sebab dalam manusia diciptkan dengan bahan tertentu yakni debu dan tanah, namun yang perbedaan spektakuler ketika manusia dihembusi nafas dan roh yang sumbernya langsung dari Penciptanya. Hal demikanlah juga yang membuat ciptaan-Nya menjadi serupa dan segambar dengan Penciptanya. Karena walaupun terbuat dari debu dan tanah namun diberi nafas dan roh yang menghidupkan dari penciptanya.  Manusia menjadi ciptaan yang berbeda dari segala yang tercipta karena manusia yang diciptakan pertama tersebut diberi kuasa dan otoritas untuk mengelola dan mengusahakan dengan baik ciptaan yang lainnya.

Seiring waktu manusia yang diciptakan tersebut melakukan kesalahan besar yakni tidak taat terhadap ketetapan yang diberikan Sang Pencipta tersebut. Manusia ciptaan tersebut lebih taat terhadap keinginan mata, dan perutnya. Lebih tepatnya memilih lebih taat pada iblis seteru Sang Pencipta tersebut.

Oleh karena itu, manusia yang pertama diciptakan tersebut harus menerima  penghukuman dari kesalahan yang dilakukakannya. Seiring dengan berjalannya waktu manusia yang pertama diciptakan tersebut melahirkan dan beranak cucu bahkan sampai memenuhi bumi. Namun dampak dari kesalahan manusia pertama yang diciptakan itu diturunkan dari generasi ke generasi. Maka tIdak heran disegala tempat dan waktu terjadi kejahatan dan hal-hal yang saling membahayakan kehidupan manusia satu sama lainnya. Siapapun di dunia ini tidak perlu diajakarkan berbuat salah, karena tanpa diajarkan berbuat salah dari dalam dirinya sudah ada benih untuk melakukan kesalahan dan kejahatan. Itulah benih yang diwariskan manusia ciptaan yang pertama.

Sang Pencipta yang menjadikan langit dan bumi dan segala isinya termasuk yang menciptakan manusia tdk rela bahkan tidak tega jikalau manusia ciptaaan-Nya dan seluruh keturunannya mengalami kehancuran, kebinasaan, dan maut akibat kesalahannya maupun kejahatannya tersebut. Hal itulah yang membuat Sang Pencipta  mau datang, turun ke dalam dunia buatan-Nya itu dan bertemu mata dengan mata, muka dengan muka bahkan keturuanan manusia yang diciptakan-Nya itu bisa lebih leluasa bercakap-cakap dengan Sang Pencipta tersebut. Namun selain bertatap muka, dll, kehadiran Sang Pencipta tersebut ternyata untuk memberikan nyawa-Nya sebagai korban tebusan bagi kesalahan manusia ciptaan-Nya tersebut supaya manusia ciptaan-Nya itu tdk mengalami kebinasaan abadi melainkan menerima kehidupan abadi bersama Pencipta-Nya di tempat semula Sang Pencipta itu berada, dalam kitab Kristen disebutkan Sorga. Kehadiran dan pengorbanan Sang Pencipta tersebut membuat siapapun dari keturuanan manusia cipataan-Nya yang percaya kepada-Nya memperoleh hidup abadi tanpa terkecuali. 

Sejahat apapun keturunan manusia ciptaan-Nya itu pasti akan diampui dan dibebaskan kalau percaya kepada Sang Pencipta yang memberikan nyawa-Nya tersebut. Harga yang harus dibayar Sang Pencipta tersebut sangat mahal, yakni meninggalkan singgasana-Nya yang mulia, menjadi sama dengan manusia ciptaan-Nya itu melalui kelahiran-Nya dari rahim seorang wanita perawan dan mengalami apa yang dialami oleh ciptaan-Nya tersebut dan pada akhirnya Sang Pencipta tersebut menderita dan mati. Namun pada haru ketiga Sang Pencipta tersebut bangkit dari kematian memberikan pengharapan yang pasti akan kehidupan abadi bagi manusia ciptaan-Nya yang percaya kepada-Nya.

  • Siapakah Sang Pencipta tersebut?

Sang Pencipta tersebut ialah Firman Yang Hidup, yakni Tuhan Yesus Kristus. Dialah yang menciptakan langit dan bumi dan segala isinya. Dia adalah Sang Pencipta dan Sumber dari segala sesuatu yang tercipta selama enam hari tersebut. Bahkan Dia juga yang menciptakan manusia dari debu dan tanah, yang menghembuskan nafas dan roh kehidupan  bagi manusia ciptaan-Nya tersebut. Dia juga yang turun kedalam dunia ini meninggalkan Singgasana kemuliann-Nya menjadi sama seperti manusia melalui kelahiran-Nya dari seorang perawan maria. Kerinduan-Nya melalui kedatanggan-Nya kedalam dunia ini ialah supaya tidak satupun dari ciptaan-Nya mengalami  maut dan kebinasaan abadi melainkan Dia mau manusia ciptaan-Nya memperoleh hidup abadi kelak besama Dia dalam kerajan-Nya. Untuk itulah Sang Pencipta, yakni Tuhan Yesus Kristus mau sampai mengorbankan nyawa-Nya di kayu salib supaya manusia buatan tangan-Nya bebas dari pengukukan kekal, lebih tepatnya Neraka..

Refrensi:

  • Kolose 1:16 "karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia"
  • Wahyu 4:9-11 "Dan setiap kali makhluk-makhluk itu mempersembahkan puji-pujian, dan hormat dan ucapan syukur kepada Dia, yang duduk di atas takhta itu dan yang hidup sampai selama-lamanya, maka tersungkurlah kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Dia yang duduk di atas takhta itu, dan mereka menyembah Dia yang hidup sampai selama-lamanya. Dan mereka melemparkan mahkotanya di hadapan takhta itu, sambil berkata: "Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun