Mohon tunggu...
Adi SuhenraSigiro
Adi SuhenraSigiro Mohon Tunggu... Dosen - Melayani Tuhan, Keluarga, Negara, Gereja, Sesama, serta Lingkungan merupakan panggilan sejak lahir

Pendidikan S1: Sekolah Tinggi Teologi Kharisma Bandung (Lulus 2016). Pendidikan S2: Sekolah Tinggi Alkitab Tiranus Bandung (Lulus 2020). Pelayanan: Perintisan dan Pemuridan di Gereja Bethel Indonesia Jl. Pasirkoja 39 Bandung, tahun 2012-2022. Pekerjaan: Dosen PNS IAKN Tarutung

Selanjutnya

Tutup

Humor

"Nilai Ujian Tengah Semester Jadi NOL"

28 Juni 2022   08:58 Diperbarui: 28 Juni 2022   11:11 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tarutung, 28 Juni 2022

                        Sahabat Pembaca yang mempunyai selera humor! Di Hutaginjang ada empat pemuda yang sedang mengikuti perkuliahan di salah satu kampus di Medan.  Mereka adalah Pardamean, Sudung, Hasiholan dan Ro Rejeki.  Keempat pemuda ini sama-sama satu angkatan dan kebetulan satu jurusan dibidang pendidikan. Selain itu juga mereka tinggal satu kos. Suatu ketika kampus mengadakan Ujian Tengah Semester (UTS) dan salah satu mata kuliah yang UTS di hari pertama adalah mata kuliah Pendidikan Karakter. Keempat mahasiswa ini sama sekali tidak melakukan persiapan untuk ujian sebaliknya sehari sebelum ujian mereka sibuk jalan-jalan. Malam sebelum ujian keempat mahasiswa ini berdiskusi.

Pardamean: Waduh! Besok kita sudah UTS ya?

Sudung: Iya lae. Besok ada UTS mata kuliah Pendidikan Karakter lagi.

Hasiholan: Nampaknya besok kita akan kesulitan menjawab ujiannya. Karena kita sibuk  jalan-jalan.

Ro Rejeki: Iya.. ya! Mau belajar tapi sudah kecapean sekali jadi malas dan pengen tidur.

Pardaeman: Iya.. Malam ini kita istrahat saja dulu. Besok kita datang terlambat saja. Supaya ujian untuk kita ditunda ke hari yang lain.

Sudung: Wah. Ide yang bagus lae. Besok kan kita mulai ujian Pukul 08.00. Jadi kita masuk kelas jam 08.40 saja.

Hasiholan: Wah!! Nanti alasan kita sama Bapak Dosen apa ya?

Pardamean: Gampang lae. Kita kasih tahu saja kalau kita naik angkot dan angkot yang kita tumpangi ban nya pecah.

Ro Rejeki: Sip. Ide yang bagus. Jadi besok kalau dosen bertanya mengapa terlambat kita kompak saja kasih tahu kalau ban angkot yang kita tumpangi ban nya pecah. Bagaimana lae Sudung dan Hasiholan?

Sudung+Hasiholan: Kami ngikut saja lae… Gimanalah supaya besok kita ditunda ujiannya.

Pardamean: Kalau begitu kita tidur saja lah dulu ya!

Keesokan harinya keempat mahasiswa ini pun dengan sengaja datang terlambat dan berharap dosen menunda UTS untuk mereka. Sesampainya di kelas:

Hasiholan: (Sambil mengetuk pintu) Tok-Tok-Tok. Permisi Pak! Kami ijin masuk dan kami minta maaf telat datang untuk ujian.

Dosen: Hari ini kalian ada UTS, tapi kenapa bisa terlambat datang?

Sudung: Iya Pak. Tadi kami naik angkot. Pas di jalan salah satu ban mobil kami pecah.

Ro Rejeki: Kami bisa ditunda ujiannya ya Pak? Soalnya kami sudah terlambat sekali datangnya.

Dosen: Tidak apa-apa. Kalian tetap bisa ujiannya. Khusus untuk kalian soalnya hanya satu saja. Supaya kalian mudah menjawabnya.

Pardamean, dkk: Wah. Okey deh Pak. Siaplah.

Dosen: Baiklah. Karena soalnya cuman satu maka ruangan kalian untuk UTS harus dipisah.

Akhirnya keempat mahasisnya tersebut mengikuti UTS dan ruanganya pun dipisah. Jadi keempat mahasiswa tidak bisa saling melihat dan bertanya untuk menjawab soal ujian. Selanjutnya, dosen memberikan soal kepada keempat mahasiswa itu dan betul soalnya hanya satu saja.

Soalnya:

  1. BAN ANGKOT SEBELAH MANA  YANG PERCAH SEHINGGA KALIAN DATANG TERLAMBAT KE KAMPUS?

                                                                                              Selamat Mengerjakan!

                          Setelah keempat mahasiswa menerima soal tersebut mereka mulai kebingungan dan stress menjawabnya. Karena semalam mereka lupa mendiskusikan hal tersebut. Setelah jawaban mereka dikumpulkan,  dosen pun terkejut karena keempat mahasiswa tersebut memberikan jawaban yang berbeda-beda. 

  • Pardamean menjawab: BAN BELAKANG SEBELAH KIRI. 
  • Sudung menjawab: BAN DEPAN SEBELAH KANAN. 
  • Hasiholan menjawab: BAN DEPAN SEBELAH KIRI. 
  • Ro Rejeki menjawab: BAN BELAKANG SEBELAH KANAN. 

                  Akhirnya dosen yang bersangkutan memberikan nilai Nol (E) untuk keempat mahasiswa tersebut dalam mata kuliah pendidikan karakter. Karena dari jawaban yang mereka berikan sangat berbeda-beda. Hal ini menunjukkan kalau mereka berbohong dan tidak jujur. 

                  Perenungan: Apapun yang kita kerjakan dan hadapi kita harus mempersiapakan dan mengerjakan dengan sungguh-sungguh. Selain itu, kita perlu memiliki sikap yang jujur karena kalau tidak jujur, kita akan menerima dampak dari ketidakjujuran tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun