Oleh: Adi Suhenra Sigiro, M.Th
Sahabat Pembaca yang diberkati Tuhan! Sebelum Tuhan Yesus mengajarkan murid-murid-Nya untuk dengan doa Bapa Kami, Yesus  terlebih dahulu  memperingatkan murid-murid-Nya supaya dalam kalau berdoa tidak perlu bertele-tele, karena Tuhan Yesus berkata sebelum mereka meminta Bapa di sorga telah mengetahui permohonan mereka jauh sebelum mereka menyampaikan kepada-Nya.Â
Namun waulapun demikian, melalui doa Bapa Kami yang diajarkan oleh Tuhan Yesus, murid-murid juga tetap diajarkan untuk berdoa menyampaikan permohonan sesuai dengan kebutuhan dan keperluan mereka. Namun, menarikanya dalam doa yang diajarkan Tuhan Yesus, murid-murid hanya diajarkan dan dikasih tahun supaya ketika merika meminta kebutuhannya, mereka memintanya dengsn secukupnya, seperti makanan secukupnya.Â
Namun jauh sebelum Tuhan Yesus mengajarkan pokok doa yang demikian kepada para murid, ternyata Salomo sendiri pernah berkata bahwa: "Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan. Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku. Â Supaya, kalau aku kenyang, aku tidak menyangkal-Mu dan berkata:Â
Siapa TUHAN itu? Atau, kalau aku miskin, aku mencuri, dan mencemarkan nama Allahku (Ams. 30:8-9). Jadi, sekalipun makanan merupakan kebutuhan pokok yang paling mendasar, supaya manusia dapat mempertahankan hidup secara jasmani, namun Tuhan Yesus mau supaya murid-murid meminta kepada Bapa di sorga dengan porsi secukupnya.
Sahabat Pembaca yang diberkati Tuhan! Melalui sepenggal doa yang diajarkan Tuhan Yesus kepada murid-murid-Nya, yakni: "Berikanlah makanan kami secukupnya," maka sebagai anak Tuhan kita dapat belajar prinsip berikut, yakni:
               Satu, tetap bergantung kepada pemeliharaan Tuhan. Sahabat Pembaca yang diberkati Tuhan! Tuhan bukannya tidak bisa menyediakan segala kebutuhan kita secara berlimpah dalam waktu yang singkat. Namun, jika segala kebutuhan kita terbenuhi dengan berlimpah-limpah namun kita belum siap untuk mengelolanya,
maka sebaliknya apa yang Tuhan berikan dalam hidup kita tidak akan menjadi berkat karena bisa saja kita salah memanfaatkannya atau menggunakannya. Bisa saja apa yang Tuhan berikan kita pergunakan hanya untuk kepuasan dan kepentingan diri kita semdiri tanpa peduli dan mau berbagai dengan orang lain.Â
Selain itu, sebagai anak Tuhan, maka Tuhan juga tidak akan membiarkan kita kekurangan, kelaparan. Sebagaimana yang diunhkapkan oleh pemazmur yang bernama Daud bahwa: "Dahulu aku muda, sekarang telah menjadi tua, tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan, atau anak cucunya meminta-minta roti (Maz. 37:25).
Jadi, dengan doa yang diajarkan Tuhan Yesus kepada murid-murid-Nya, kita diajarkan untuk hidup bergantung dan mengandalkan pemeliharaan-Nya saja. Kalaupun ternyata kita diberi berkat melebihi apa yang kita pikirkan dan doakan jadikanlah itu menjadi sarana berbagi berkat Tuhan dengan orang lain yang juga memerlukannya. Istilah sekarang disebut: "Diberkati untuk memberkati."
              Kedua, kebutuhan manusia yang terutama adalah firman Tuhan. Sebelum Tuhan Yesus mengajarkan doa Bapa Kami, dengan pokok doa untuk kebutuhan hidup yang secukupnya, Tuhan Yesus memyadari bahwa kebutuhan paling utama dalam diri manusia bukanlah kebutuhan jasmani seperti makanan atau roti.Â
Melainkan kebutuhan manusia yang paling utama adalah kebutuhan rohani, yakni firman Tuhan (Mat. 4:4). Karena itu, tidak heran apabila Tuhan Yesus memperingatkan orang banyak dalam Yohanes 6:27 yang mengatakan bahwa: "Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya (Yohanes 6:27).Â
Jadi, Tuhan Yesus sedang mengajarkan kepada kita anak-anak-Nya, sekalipun kita memerlukan kebutuhan jasmani namun ada kebutuan rohani yang dapat membuat kita bertahan hidup bukan saja hanya dalam dunia yang sementara ini, melainkan juga dalam kehidupan kekal yang mendatang, yakni kebutuhan akan firman Tuhan dan pengenalan akan Tuhan Yesus dengan benar.
            Sahabat Pembaca yang diberkati Tuhan! Dengan demikian, Tuhan Yesus mau mengajarkan kita supaya tiap saat, tiap hari berharap dan mengandalkan-Nya, sehingga kebutuhan, seperti makanan dan kebutuhan lainnya dapat tercukupi. Selain itu, Tuhan Yesus mau supaya kita tidak hanya berfokus pada kebutuhan jasmani saja melainkan kebutuhan rohani juga, seperti firman Tuhan dan pengenalan Tuhan Yesus dengan benar.Â
Ingat, semakin kita bergiat mencari kebenaran dan bertumbuh dalam pengenalanan akan Tuhan Yesus maka segala yang kita butuhkan secara jasmani pasti tercukupi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H