Mohon tunggu...
Adi SuhenraSigiro
Adi SuhenraSigiro Mohon Tunggu... Dosen - Melayani Tuhan, Keluarga, Negara, Gereja, Sesama, serta Lingkungan merupakan panggilan sejak lahir

Pendidikan S1: Sekolah Tinggi Teologi Kharisma Bandung (Lulus 2016). Pendidikan S2: Sekolah Tinggi Alkitab Tiranus Bandung (Lulus 2020). Pelayanan: Perintisan dan Pemuridan di Gereja Bethel Indonesia Jl. Pasirkoja 39 Bandung, tahun 2012-2022. Pekerjaan: Dosen PNS IAKN Tarutung

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

3 Rahasia Hidup Berkelimpahan

27 Mei 2022   11:51 Diperbarui: 23 Agustus 2022   14:05 4231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sahabat Pembaca yang diberkati Tuhan! Apakah sahabat pembaca rindu untuk mengalami terobosan dalam perekonomian dan pekerjaan? Bagi sahabat pembaca yang rindu mengalami terobosan dan mujizat kelimpahan dari perekonomian maka berikut merupakan hal yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 

Kesatu, menabur saat kekurangan: belajar dari kisah janda di Sarfat. Sahabat Pembaca yang beriman! Bagaimana perasan anda, saat anda kekurangan namun pada saat yang sama, ada orang lain datang minta bantuan atau pertolongan pada anda? Apakah anda langsung marah? Tersinggung? Atau sedih karena berniat memberi namun merasa masih kekurangan? 

Memang memberi saat kekurangan sangatlah sulit dan berat. Namun kalau anda memberi dalam kekurangan didorong oleh belas kasih dari Tuhan maka jangan menunda-nunda, sebaiknya anda harus melakukannya karena bisa jadi orang tersebut Tuhan ijinkan datang kepada anda untuk menguji iman dan kerelaan anda untuk berkorban sekalipun dalam kekurangan. Jika anda lulus maka hal tersebut menjadi sarana untuk Tuhan memberkati hidup anda. 

Pelajaran memberi dalam kekurangan dapat anda  lihat dari seorang janda di Safrat. Ketika nabi Elia menemui janda tersebut dan meminta supaya baginya dibuatkan sepotong roti (1 Raj. 17:11). Perempuan janda tersebut memberitahu kepada Elia bahwa ia hanya memiliki segengam tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli. 

Bahkan perempuan itu  mengatakan bahwa apa yang tersedia hanya cukup untuknya dan anak-anaknya, dan apa yang ada tinggal hanya untuk sekali makan saja (1 Raj. 17:12). 

Kemudian nabi Elia menyampaikan firman Allah bahwa kalau janda tersebut membuatkan untuknya terlebih dahulu maka tepung dalam tempayan dan minyak dalam buli-bulinya tidak akan habis sampai musim hujan karena pada waktu itu terjadi kekeringan (1 Raj. 17:13-14). 

Karena didorong oleh iman, maka janda tersebut mengola tepung yang tinggal sedikit kemudian dengan sukarela memberikannya kepada Elia. Dampak dari tindakannya, maka Tuhan memelihara janda dan anak-anaknya dengan cara tepung dan dalam tempayan dan minyak dalam buli-buli tidak habis sampai lewat masa kekeringan, seperti yang disampaikan oleh Elia (1 Raj. 17: 16).  

Dengan belajar dari pengalaman janda di Sarfat tersebut, maka dalam kekurangan tetaplah memberi dan menabur baik kepada seseorang yang membutuhkan pertolongan anda, maupun untuk persembahan kepada Tuhan melalui gereja, namun harus dengan tindakan iman dan kasih, supaya Tuhan memberkati taburan anda, sehingga berkat Tuhan terus mengalir melalui apa yang anda usahakan dan kerjakan. Selamat menabur dalam kekurangan dengan tindakan iman dan kasih maka berkat dan pemeliharaan Tuhan akan turun atas hidup anda.

Kedua, menggunakan berkat Tuhan bukan untuk kepentingan diri sendiri:  belajar dari Bangsa Yehuda pada masa Nabi Hagai. Bagaimana perasaan anda, ketika anda sudah bekerja keras menghabiskan waktu dan tenaga sedemikian rupa, bahkan telah menghabiskan modal yang memadai namun anda selalu merasa kekurangan atau minus dalam hal keuangan atau  ekonomi? 

Atau pernahkah anda mengalami hal demikian, anda sudah bekerja keras dan memperoleh penghasilan yang memadai, namun selalu ada pengeluaran yang tidak diduga, mengakibatkan hasil keringat anda seperti tidak nampak? 

Jika anda pernah mengalaminya atau sekarang sedang mengalami hal yang demikian, mungkin anda merasa sedih, dan merasa ada yang tidak beres dengan cara anda mengelola keuangan atau perenomian yang anda miliki. 

Untuk mengatasi hal ini supaya tidak terjadi berkelanjutan dalam perekonomian atau keuangan anda maka sebaiknya kita belajar dari kisah bangsa Yehuda dalam kitab Hagai. 

Karena pengalaman yang sama dialamai oleh bangsa Yehuda sendiri, di mana dalam Hagai 1:6 dituliskan bahwa: "kamu menabur banyak, tetapi membawa pulang hasil sedikit; kamu makan, tetapi tidak sampai kenyang; kamu minum, tetapi tidak sampai puas; kamu berpakaian, tetapi badanmu tidak sampai panas; dan orang yang bekerja untuk upah, ia bekerja untuk upah yang ditaruh dalam pundi-pundi yang berlobang! 

Dari nats ini, kita bisa pelajari bahwa bangsa Yehuda pun pernah mengalami hal yang sama seperti yang anda alami. Mereka telah berusaha dan bekerja keras namun hasilnya mereka selalu kekuarangan. Namun, ternyata bangsa Israel mengalami hal tersebut dikarenakan mereka lebih mereka mementingkan diri mereka sendiri. 

Penghasilan yang mereka peroleh selalu digunkan untuk kepentingan diri mereka sendiri, bahkan mereka sampai mengabaikan pembangunan rumah Allah pada waktu itu (Hag. 1:2; 1:9). Namun, bersyukur melalui teguran nabi Hagai, bangsa Yehuda mau mendengarkan dan mulai memprioritaskan pembangunan bait Allah, mereka mulai mempersembahkan pendapatan atau hasil yang mereka peroleh untuk melanjutkan kembali pembangunan bait Allah (Hag. 1:12-14).

Dampaknya penghasilan atau pendapatan mereka semakin melimpah, karena Allah mulai memberkati apa yang dikerjakan dan diusahkan oleh bangsa Yehuda. 

Dari yang tadinya  selalu minus atau kekurangan, kini berkat yang mereka peroleh semakin berlimpah. Hal ini dapat kita temukan sesuai dengan yang ditulis Hagai 1:19-20 "Perhatikanlah mulai dari hari ini dan selanjutnya, . . . Mulai dari hari diletakkannya dasar bait TUHAN perhatikanlah apakah benih masih tinggal tersimpan dalam lumbung, dan apakah pohon anggur dan pohon ara, pohon delima dan pohon zaitun belum berbuah? 

Mulai dari hari ini Aku akan memberikan berkat!" Jadi sederhananya supaya usaha, kerja keras anda selalu diberkati Tuhan dan hasil keringat anda selalu nampak dan tidak minus melulu, maka berkat yang anda  peroleh sebaiknya jangan digunakan untuk kepentingan diri sendiri maupun kepentingan keluargamu saja. 

Sebaliknya berilah taburan untuk membangun perluasan pelayanan kerajaan Allah melalui gereja atau hamba Tuhan yang melayani dan memberitakan Injil dan firman Allah. Singkatnya, utamakan taburan untuk perluasan kerajaan Allah, maka Allah akan membuka berkat-Nya dalam hidup anda dengan limpahnya.

Ketiga, melibatkan Tuhan dalam pekerjaan: belajar dari Petrus. Sahabat Pembaca yang beriman! Petrus bukanlah nelayan amatiran atau seseorang yang baru terjun menjadi seorang nelayan, sehingga ia gagal menangkap ikan. Justru sehari-hari profesi dan pekerjaannya adalah nelayan. 

Berdasarkan pengalamanya, tentulah Petrus tahu kapan waktu yang tepat untuk menangkap ikan dan daerah mana air yang ada ikan. Namun ternyata, walaupun profesinya nelayan, bahkan sudah dilakoninya sejak lama, ternyata hal tersebut tidak selalu membuatnya berhasil untuk menangkap ikan. 

Bahkan dalam Luk. 5: 5, kita dapat menemukan bahwa Petrus sudah semalam-malaman bekerja keras untuk menangkap ikan dan ternyata hasilnya nihil atau kosong sama sekali. Beruntung Tuhan Yesus hadir di sana dan terlebih dahulu telah menggunakan perahu Petrus untuk dipakai Tuhan Yesus mengajar dan memberitakan firman Tuhan. 

Setelah Yesus mengajar firman Tuhan, Yesus meminta supaya Petrus bertolak lebih dalam ke danau menebarkan jalanya. Petrus pun mengikuti apa kata Tuhan Yesus. Hasilnya, mereka menangkap sejumlah ikan besar bahkan jalanya hampir koyak bahkan teman-teman Petrus yang lainnya harus turut membantu membawa tangkapannya  (Luk. 5:6-7). Pelajaran pentingnya bagi kita adalah mungkin anda adalah seorang yang rajin dan pekerja keras. 

Namun walaupun anda rajin dan bekerja keras, mungkin anda selalu mengalami kegagalan baik dalam usaha dan pekerjaan maupun hal lainnya. Cobalah anda evaluasi, apakah selama ini anda hanya mengandalkan kekuatan dan kepintaran anda atau apakah anda sudah melibatkan Tuhan Yesus di dalamnya. 

Mulai hari ini, jangan lagi bersandar pada kemampuan anda. Jangan lagi bersandar hanya pada kerajinan dan kepintaran anda. Lebih dari itu, libatkanlah Tuhan Yesus dan ikutilah tuntunan-Nya dan bimbingan-Nya dalam setiap usaha dan pekerjaan anda maka anda akan mengalami keberhasilan, keberuntungan dan kesuksesan. Ora et labora. Bekerjalah dengan sungguh-sungguh namun libatkan Tuhan Yesus di dalamnya dan ikuti bimbingan-Nya maka anda akan berhasil dan sukses dalam usaha pekerjaan, bisnis, dll.

Sahabat Pembaca yang penuh iman! Paling tidak dengan berdasarkan uraian di atas maka paling tidak supaya kita mengalami kelimpahan dalam hidup, kita harus belajar memberi pada saat kekurangan, menggunakan berkat Tuhan bukan hanya kepentingan diri sendiri, serta melibatkan Tuhan dalam segala usaha dan pekerjaan yang kita lakukan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun