Oleh: Adi Suhenra Sigiro
Sahabat Pembaca yang setia! Ketika Tuhan Yesus memilih murid-murid-Nya, Dia mengajar dan mendidik mereka dalam kebenaran. Bahkan kemana pun dan dimana pun Tuhan Yesus sedang mengajar dan melakukan pelayanan mereka selalu mengikuti-Nya. Bahkan para murid bisa melihat langsung keteladanan hidup yang diperlihatkan oleh Tuhan Yesus.Â
Suatu kali ketika Tuhan Yesus dan murid-murid-Nya hendak melakukan pelayanan di Gerasa mereka menyebarang melalui danau Galilea. Â Pada saat itu, ketika mereka sudah berlayar dan sampai di tengah Danau tiba-tiba angin Tofan yang besar sedang melanda perahu mereka (Luk. 8:22-25).
Sahabat Pembaca yang setia! Peristiwa di danau Galilea harusnya menjadi kesempatan yang tepat bagi murid-murid-Nya untuk menunjukkan dan membuktikan kepada Tuhan Yesus bahwa mereka memiliki iman yang teguh karena mereka sudah banyak menerima pengajaran dari Tuhan Yesus bahkan menyaksikan segala mujizat yang dikerjakan-Nya. Namun, ternyata yang terjadi justru sebaliknya. Ketika badai datang, murid-murid justru ketakutan bahkan sampai frustasi dan merasa bahwa mereka akan dibinasakan oleh badai tofan tersebut.Â
Setelah Tuhan Yesus meneduhkan badai tofan tersebut, Tuhan Yesus menegur para murid dengan pertanyaan yang keras: "Di manakah kepercayaanmu?" (Luk. 8:25). Ternyata walaupun mereka sudah bersama dengan Tuhan Yesus mendengar pengajaran-Nya bahkan menyaksikan kuasa-Nya, hal tersebut belum membuat mereka mengenal dan percaya sepenuhnya kepada Tuhan Yesus.
Sahabat Pembaca, apa yang dialami oleh murid-murid bisa juga terjadi dalam hidup kita. Mungkin Sahabat Pembaca sudah lama mengikut Tuhan Yesus dengan tekun beribadah, berdoa serta membaca firman Tuhan. Namun ingat bawha iman dan kepercayaan kita kepada Tuhan akan benar-benar teruji ketika badai datang menerpa hidup kita.
Ketika badai datang silih berganti, apakah kita langsung ketakutan berlebihan seperti murid-murid? Apakah kita frustasi seperti murid-murid? Apakah kita merasa tidak ada yang peduli seperti murid-murid? Apakah kita merasa hidup kita akan berakhir seperti yang diungkapkan oleh oleh murid-murid?
Mengatakan: "Saya akan setia mengikut Kristus," sangatlah mudah ketika keadaan kita baik-baik saja. Mengatakan: "Tuhan Yesus baik dan teramat baik" juga sangat mudah ketika semua yang terjadi sesuai dengan yang kita harapkan. Selanjutnya, melayani Tuhan dan beribadah kepada-Nya adalah hal yang mudah kita kerjakan saat semua keadaan kita baik-baik saja.Â
Tetapi akan ada saatnya bahwa iman dan kepercayaan kita kepada Tuhan Yesus, akan teruji ketika Dia mengijinkan badai besar terjadi dalam rumah tangga, usaha, pekerjaan maupun pendidikan bagi yang studi. Ketika semua badai tersebut terjadi dalam hidup kita, biarlah hal tersebut haruslah menjadi kesempatan yang baik untuk membuktikan iman dan kepercayaan kita kepada-Nya.
 Sahabat Pembaca, apapun yang terjadi, kita harus tetap percaya dan berserah kepada Tuhan Yesus dan punya keyakinan bahwa Dia akan memberikan pertolongan dan jalan keluar dalam badai yang sedang dihadapi. Jangan sampai Tuhan Yesus berkata kepada kita: “Dimanakah kepercayaanmu?"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H