Siapa yang tidak kenal dengan Bebek Sinjay ? Kuliner khas dari tanah Madura yang cukup kondang, terutama di Kota Surabaya. Hari Rabu kemarin (15 Mei 2018) kebetulan saya mendapat kesempatan diajak menambah jam terbang oleh rekan satu kantor saya, Mas Prio mengisi acara Workshop Pendampingan Drafting Patent di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.Â
Setelah menyelesaikan kegiatan pada hari pertama tersebut, Mas Aris dan Mas Faris, Dosen Muda di Fakultas Sains dan Teknologi yang kebetulan menjadi panitia acara mengajak kami berbuka puasa di Bebek Sinjay yang berlokasi di Jalan Achmad Yani.
Saya sudah cukup sering mendengar kepopuleran Bebek Sinjay, tapi ini menjadi pengalaman pertama saya mencicipinya secara langsung. Menurut Mas Aris, Bebek Sinjay ini merupakan salah satu cabang dari Bebek Sinjay yang ada di Madura. Mas Faris menambahkan bahwasannya Bebek yang di gunakan disini dikirim langsung dari Madura.Â
Dengan adanya Jembatan Suramadu, pengiriman Bebek bisa lebih cepat dan bisa dilakukan dalam beberapa shift. Dampak lainnya, cabang-cabang Bebek Sinjay semakin menjamur di Surabaya. Sebagai Kota Metropolitan di Jawa Timur, Surabaya menjadi pasar yang potensial bagi usaha Bebek Sinjay. Tidak hanya di Surabaya, Bebek Sinjay juga menginvasi kota-kota besar lainnya di Jawa Timur, salah satunya Malang.
Apa yang khas dari Bebek Sinjay ? Jawabannya adalah Sambel Pencit!
Apa itu Sambel Pencit ?
Sambel Pencit adalah Sambel yang dibuat dengan Mangga Muda. Menurut beberapa sumber, Bahan-bahan yang digunakan pada umumnya terdiri dari buah mangga kweni, cabai keriting, cabai rawit merah, bawang merah, bawang putih, terasi, gula dan garam secukupnya, serta minyak panas. Cara membuatnya rebus cabai, bawang merah, dan bawang putih terlebih dahulu jangan sampai terlalu lunak lalu ulek. Selanjutnya tambahkan gula, garam, dan terasi serta tuang minyak panas sesuai porsi yang dibutuhkan lalu aduk rata. Selanjutnya campurkan irisan mangga kweni dalam sambal kemudian aduk rata.
Sambel Pencit Bebek Sinjay disini pedasnya seperti mengejar. Pada icipan pertama, Sambel Pencitnya seperti masih malu-malu menampakkan tajinya. Pelan tapi pasti, tanpa terasa tiba-tiba kita sudah gobyos (bermandi keringat) dalam kelezatan surgawi yang tak terlukiskan oleh kata-kata. Selain itu, daging bebeknya terasa pulen dan tidak bau amis. Kenikmatan semakin paripurna saat rasa pedas yang membombardir dibanjur oleh teh manis panas. Alhamdulillah.