Dari kejauhan tampak bangunan khas serupa perpaduan arsitektur Jawa, Dayak, Bali, dan Melayu yang tak lain adalah kantor imigrasi di gerbang perbatasan internasional Bavet di Provinsi Svang Rieng, Cambodia. Huruf Khmer yang mlungker-mlungker terpampang pada salah satu sudut bangunannya. Mungkin tulisan "Selamat Datang" dalam Bahasa Khmer.
Di kantor imigrasi Bavet kami semua disambut oleh petugas dengan ramah. Bahasa Inggris mereka juga cukup baik. Sementara paspor diperiksa, kami semua diminta menunggu di kursi-kursi yang telah disediakan. Saat pandangan saya sedang menyapu setiap sudut ruangan sambil mencoba memahami filosofi bangunannya, salah seorang petugas berteriak "Indonesia! Indonesia!" sambil mengacung-acungkan paspor milik saya dan Basir.Â
Saya dan Basir segera merespon panggilan petugas tersebut. Paspor milik saya dan Basir diserahkan oleh petugas tersebut sambil berkata "Indonesian free, keep your money."Â
Wow! Saya dan Basir terperangah setengah tak percaya. Masing-masing uang senilai USD 25 milik saya dan Basir dikembalikan utuh tanpa diminta fee sepeser pun. Saya dan Basir dipersilakan masuk ke Cambodia. Saya dan Basir segera menuju bis tumpangan kami yang sudah menunggu.Â
Setengah jam kemudian bis baru melanjutkan perjalanan menuju Phnom Penh, Ibukota Cambodia, setelah segerombolan traveler dari Argentina menyelesaikan urusan masing-masing dengan petugas imigrasi Bavet.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H