Mohon tunggu...
Adi Ankafia
Adi Ankafia Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Freelancer

Euphemia Puspa Tanaya Jasmine

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

(Masih) Tentang Mas Pur Tukang Ojek Pengkolan

15 Agustus 2018   11:06 Diperbarui: 16 Agustus 2018   23:37 2434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mas Pur Tukang Ojek Pengkolan (Gambar Milik Situs You Tube RCTI - Layar Drama Indonesia

Sejak Widya hadir di serial Tukang Ojek Pengkolan (T.O.P) yang ditayangkan di salah satu televisi swasta tanah air, sepertinya Mas Pur sudah mulai bisa move on dari kegagalan cintanya bersama Novita yang -sebagaimana kita semua sudah tahu dan mahfum- memutuskan menikah dengan pilihan ibunya. Radit, nama pria pilihan ibunya.

Nama Radit cukup biasa untuk menggambarkan bahwa yang bersangkutan adalah tipe-tipe yang sudah mapan, macho, bersih, wangi, rapih.

Berbeda 180 derajat dengan Mas Pur yang hanya tukang ojek konvensional yang sehari-harinya mangkal bersama dua sahabatnya, Tisna dan Ojak.

Kisah Mas Pur dan Novita yang kandas beberapa waktu lalu sempat viral dan melahirkan gerakan massal #KamiBersamaMasPur #MasPurAdalahKita #SaveMasPur. Segala yang berbau Mas Pur menjadi populer.

Semua orang yang aktif di media sosial selalu menyertakan hastag tersebut meski adakalanya foto dan captionnya tidak nyambung. Tak terkecuali saya.

Benar saja, beberapa kali iseng menggunakan hastag tersebut, yang sesunguhnya saya niatkan buat lucu-lucuan saja mengakibatkan postingan saya di Instagram di like oleh akun-akun yang tidak jelas.

Komentar-komentar aneh (tak jarang) membanjiri kolom, seperti, "Ingin punya tubuh ideal?" atau "Ingin punya kulit mulus?" atau "Ingin punya payudara besar? Cek IG kami, ya, kak!" Hmm! Saya ini laki-laki tulen, tauk! Buat apa membesarkan payudara? Biar terlihat seperti Ade Rai?

Semua itu gara-gara video perpisahan Mas Pur dan Novita di persimpangan jalan sempit di salah satu sudut kampung Rawa Bebek.

Mas Pur (sengaja) mencegat taksi online yang ditumpangi Novita yang sedang menuju jalan pulang ke rumah untuk memenuhi hajat ibunya.

Selama di dalam mobil, Novita menahan tangis yang akhirnya makin pecah ketika Mas Pur mengucapkan kata-kata perpisahan yang menurut warganet bikin baper setengah modiyar.

Berikut petikan kata-kata Mas Pur untuk Novita:

"Karena aku sayang kamu. Aku harus melihat kamu bahagia, meskipun kamu bahagianya sama orang lain, bukan sama aku. Tapi, satu hal yang harus kamu ingat, di sini ada hati yang selalu dengan tulus menyayangi kamu."

Setelah itu, Mas Pur menyodorkan tangannya untuk mengucapkan selamat kepada Novita. Namun, Novita menampik dan memeluk Mas Pur.

"Terima kasih, Mas Pur, udah bikin Aku bahagia selama ini." Kira-kira itu yang diucapkan Novita dengan nada yang agak patah-patah dalam sengguk tangisan. Jujur, saya sendiri tidak selalu mengikuti serial ini. Pada episode yang bikin baper itu saya juga kebetulan tidak nonton.

Mas Pur dapat bonus peluk Novita. Dramatis sekaligus tragis, bukan?

Demi meredakan pergumulan batin yang sulit untuk digambarkan, Mas Pur merasa perlu mengambil jeda dari aktivitas ngojeknya dan pulang ke kampung halamannya, Semarang. Salah satu sahabat satu jiwa satu pangkalannya, Tisna--yang terkenal dengan ucapan-ucapannya, seperti: "Masyaallah, Puurr." Atau "Kalau kata Bapak, Sayah.." atau "Berangkaaattt"--khawatir dan memutuskan mengawal Pur dengan ditemani istrinya yang biasa dipanggil "Bibu".

Sementara Mas Pur dan Tisna di Semarang, Ojak, rekan satunya lagi tetap mangkal seperti biasa untuk menjaga keseimbangan alur cerita.

"Nanti kalo gue ikut-ikutan ama kalian ke Semarang, siapa yang bakalan anter penumpang ke Rawa Bebek? Kan, kaesian! Gue titip oleh-oleh, aja, ya!" Kira-kira seperti itu jawaban Ojak, jika ditanya alasan tidak ikut ke Semarang.

Selama di Semarang, Mas Pur lebih banyak melamun. Sampai-sampai ibunya yang cantik itu dibuat bingung sekaligus khawatir oleh sikap Mas Pur yang tidak ingin menceritakan masalahnya.

Tetapi, cerita itu sudah berakhir. Mas Pur sudah kembali ke Jakarta. Mas Pur sempat terpikir kembali lagi dan menetap di Semarang. Mas Pur sudah menawarkan motornya dijual ke sepasang suami-istri pemilik warung Pelipur Lapar.

Rencananya, pembayaran dicicil. Beruntung, sebelum semua terlanjur, Mas Pur melihat Widya, penghuni kos-an Bang Simin yang baru, yang secara tidak langsung menggantikan peran yang pernah diisi Novita.

Setelah tragedi cinta bersama Novita yang meninggalkan pengalaman traumatik, seolah Mas Pur tidak jera untuk jatuh cinta lagi. Bagaimanakah kelanjutan kisan Mas Pur dan Widya yang dibumbui persaingan dengan tukang ojek online Gober, Jono, dan sekuriti Rembulan Mall, Joni?

Patut untuk kita nantikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun