Sudah bukan hal aneh jika tersiar kabar mengenai nasib tragis sang kurir bersama kudanya yang telah menjadi bangkai sebelum sampai tujuan oleh banyak sebab, seperti kelelahan, kehabisan bekal/ransum, kelaparan, dehidrasi, dirampok, kena peluru nyasar gerakan separatis, diterjang badai, disambar petir, diterkam singa gurun, dipatuk ular derik yang berkamuflase menyerupai debu, dan lain sebagainya. Mirisnya, saya belum punya banyak waktu luang menyambangi Pontianak demi menemukan sang Sinshe sakti mandraguna tersebut. Weekend lebih banyak saya gunakan untuk mencuci pakaian kotor dan bersih-bersih kamar kost-an.
Hingga pada suatu malam, ketika saya mencari-cari bolpoin yang tak tahu terselip dimana di kamar saya, saat saya merogoh-rogoh tas, saya menemukan satu sachet Tolak Angin cair yang entah sejak kapan saya membelinya. Sebuah kebetulan yang klise. Seperti di film-film superhero. Di saat yang bersamaan stok susu sebagai minuman pendamping saat kerja lembur sudah habis. Saya melihat tanggal kadaluarsanya, ternyata masih satu tahun.
Saya mulai memasak air menggunakan ketel listrik. Sembari menunggu air mendidih saya membersihkan cangkir pemberian mantan (uhuk!) dengan tissue agar bakteri-bakteri atau virus-virus pembawa penyakit yang menempel hilang. Saat mengelap cangkir, tanpa sadar lamunan saya melayang pada indahnya sewaktu masih bersama, bergandengan tangan, berlarian penuh suka ria, rebah bersama di atas padang savanna nan hijau... indahnya.
Lamunan saya memudar dikagetkan oleh bunyi "ngiiingggg" yang cukup nyaring. Pertanda air telah masak. Saya menuangkan air pelan-pelan ke dalam cangkir lalu saya campurkan Tolak Angin sachet setetes demi setetes. Aroma rempah menguar menyusupi hidung saya. Segar sekali. Setelah panas berubah menjadi agak hangat, saya mulai menyeruputnya pelan-pelan. Racikan herbal ditambah madu produksi PT. Sido Muncul membasahi kerongkongan saya, memberikan efek relaksasi pada tubuh. Seketika pikiran saya menjadi terasa enteng sekali. Seperti tanpa beban.
Malam itu, saya pun tertidur lebih cepat dan lebih pulas dari biasanya. Bangun di pagi hari badan terasa segar dan siap memulai aktivitas. Terima kasih Tolak Angin.
Ini cerita saya tentang Tolak Angin, bagaimana dengan cerita anda?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H